Dari Lahan Terbakar Jadi Surga Bekantan: Kisah Sukses Lokbuntar

TAPIN – Kawasan Ekowisata Bekantan Lokbuntar di Desa Lawahan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, menjadi bukti nyata keberhasilan upaya restorasi lingkungan dan konservasi satwa langka. Dahulu, kawasan ini sempat hangus dilalap api saat kemarau panjang tahun 2014–2015, menyebabkan sekitar 250 bekantan yang mendiami area tersebut kehilangan habitat. Kini, kawasan tersebut kembali hidup dan menjadi rumah yang layak bagi primata berhidung panjang itu.

Menurut Jeni, pengelola Ekowisata Bekantan Lokbuntar, inisiatif penyelamatan kawasan ini berawal dari kepedulian PT Antang Gunung Meratus (AGM) yang menyaksikan langsung kerusakan habitat bekantan di sekitar kanal perusahaan. “Kami ingin menyelamatkan lingkungan sekaligus menyelamatkan bekantan,” ujar Jeni.

Gerakan ini tak berjalan sendiri. PT AGM bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tapin dan tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Melalui Surat Keputusan Bupati Tapin No.188.45/060/KUM/2014, wilayah tersebut kemudian ditetapkan sebagai kawasan bernilai penting untuk konservasi bekantan. Saat itu, hanya tersisa sekitar 15 ekor bekantan dari ratusan populasi sebelumnya.

Restorasi dilakukan sejak tahun 2016 dengan menanam lebih dari 90 ribu bibit pohon rawa lokal seperti galam, pulantan, mangobi, dan belangeran. Perlahan-lahan, vegetasi mulai tumbuh kembali, menciptakan lingkungan yang layak bagi bekantan dan satwa lain. Fasilitas penunjang juga dibangun, antara lain plaza, gazebo, jembatan kayu sepanjang 200 meter, nursery, kandang karantina, dan menara pandang.

Perubahan positif mulai terasa. Per Juni 2025, populasi bekantan meningkat menjadi 31 ekor. Bahkan sejak tahun 2023, tercatat ada kelahiran bayi bekantan, menandakan bahwa kawasan ini bukan hanya sekadar tempat singgah, tetapi telah menjadi habitat yang nyaman dan aman.

Lebih jauh, program konservasi ini juga memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), warga sekitar dilibatkan dalam perawatan kawasan, pelatihan lingkungan, hingga pengembangan ekowisata. Konsep ini bahkan telah masuk dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) desa, menjadikannya bagian dari agenda pembangunan jangka panjang.

Ekowisata Bekantan Lokbuntar kini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara pemerintah, perusahaan, akademisi, dan masyarakat dapat memulihkan ekosistem sekaligus memberdayakan komunitas lokal. Sebuah transformasi dari kawasan bekas kebakaran menjadi pusat pelestarian dan edukasi yang membanggakan.[]

Admin05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
Verified by MonsterInsights
X