PONTIANAK – Upaya memperkuat koperasi desa sebagai garda terdepan ekonomi rakyat terus mendapat dukungan. Salah satunya melalui Koperasi Desa Jeruju Besar (Kopdes), yang kini tengah menantikan realisasi pinjaman dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) untuk menopang aktivitas usahanya.
Kepala Desa Jeruju Besar, Nurhalijah, menuturkan bahwa keberadaan pinjaman tersebut akan sangat membantu pengembangan koperasi yang menjadi bagian dari Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Dana pinjaman sebesar Rp502.892.000 itu direncanakan untuk memperkuat permodalan dan meningkatkan kapasitas distribusi kebutuhan pokok.
“Selama ini kuota tabung LPG yang kami dapat masih terbatas, hanya 100–200 tabung per bulan, padahal kebutuhan masyarakat jauh lebih besar. Dengan modal pinjaman ini, kami berharap kuotanya bisa bertambah hingga 400 tabung,” ujar Nurhalijah saat mendampingi kunjungan kerja Menteri dan Wakil Menteri Koperasi di KDMP Jeruju Besar, Selasa (30/09/2025).
Tidak hanya untuk memperluas stok LPG, dana tersebut juga akan digunakan untuk menambah persediaan beras, minyak goreng, serta membeli satu unit kendaraan pick-up guna menunjang distribusi sembako ke masyarakat. Langkah ini diharapkan membuat koperasi lebih siap menjawab kebutuhan warga, sekaligus menjaga stabilitas harga bahan pokok di tingkat lokal.
Selain mengelola usaha sembako, Kopdes Jeruju Besar juga telah merintis kegiatan ramah lingkungan dengan mengolah sampah menjadi produk bernilai. Sampah organik diubah menjadi pupuk cair, sementara sampah kering dijual untuk menambah pemasukan koperasi. Meski begitu, keterbatasan sarana masih menjadi kendala.
“Kami berharap ke depan bisa mendapatkan mesin pencacah sampah dan mesin press botol, sehingga hasil pengolahan bisa memiliki nilai jual lebih tinggi,” jelas Nurhalijah.
Dengan berbagai usaha tersebut, Kopdes Jeruju Besar kini mencatat omzet sekitar Rp150 juta per bulan dengan keuntungan bersih sekitar Rp20 juta. Koperasi juga sudah mengadopsi sistem pembayaran digital melalui QRIS, termasuk untuk transaksi listrik dan angsuran, serta menjalin kerja sama dengan Bulog, ID Food, dan Indogrosir.
Meski begitu, Nurhalijah menyoroti persoalan harga sembako yang dipasok melalui Bulog. Menurutnya, harga yang ditawarkan masih lebih tinggi dibanding harga pasar sehingga belum bisa disalurkan sepenuhnya ke koperasi. “Ini menjadi catatan agar harga di koperasi tetap bisa bersaing dengan pasar,” katanya.
Kopdes Jeruju Besar merupakan bagian dari ribuan KDMP yang diresmikan Presiden Prabowo pada 21 Juli 2025 lalu. Sejak awal berdiri, koperasi ini dijalankan murni dengan modal anggota tanpa dukungan pinjaman dari PDIB maupun bank Himbara. Kini, pengajuan pinjaman ke LPDB menjadi momentum penting untuk memperluas jangkauan layanan koperasi.
“Alhamdulillah saat ini sudah dalam proses pengajuan pinjaman LPDB, mudah-mudahan bisa terealisasi pada Oktober ini,” pungkas Nurhalijah penuh harap.
Kehadiran modal bergulir dari LPDB tidak hanya diharapkan menambah daya saing koperasi, tetapi juga menjadi pengungkit ekonomi desa. Dengan dukungan distribusi LPG bersubsidi yang lebih luas, peningkatan usaha sembako, serta pengembangan unit usaha berbasis lingkungan, Kopdes Jeruju Besar diharapkan tumbuh menjadi model koperasi desa yang mandiri, adaptif, dan berdampak langsung bagi masyarakat. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan