DBD Menurun, Puskesmas Ingatkan Musim Hujan Tetap Berisiko

PALANGKA RAYA – Upaya pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu mulai menunjukkan hasil positif. Data mencatat, sejak Januari hingga Agustus 2025, hanya ada tujuh kasus DBD di wilayah tersebut. Jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2024, ketika kasus DBD melonjak hingga puluhan hanya dalam hitungan minggu pertama tahun itu dan bahkan merenggut nyawa warga.

Kepala UPTD Puskesmas Bukit Hindu, Hellyana, menilai tren penurunan ini tidak terlepas dari semakin tingginya kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Meski begitu, ia tetap mengingatkan agar warga tidak lengah, terutama saat memasuki musim hujan yang berpotensi meningkatkan populasi nyamuk.

“Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Kalau sarangnya tidak dibersihkan, nyamuk akan tetap bertelur dan menetas lagi. Jadi yang paling penting adalah menghilangkan tempat berkembang biaknya,” ujarnya, Selasa (16/09/2025).

Hellyana menekankan bahwa sarang nyamuk Aedes aegypti sering ditemukan di lokasi yang dianggap sepele dan kerap luput dari perhatian. Beberapa di antaranya adalah tatakan dispenser yang menampung air menetes, pot bunga berisi media air, serta botol, kaleng, atau ban bekas yang terisi air hujan.

“Bahkan di rumah yang bersih pun kami pernah menemukan jentik nyamuk di tatakan dispenser dan pot bunga. Nyamuk DBD ini justru suka tempat yang bersih dan tidak bersentuhan dengan tanah,” jelasnya.

Karena itu, pihak Puskesmas terus mengampanyekan pola pencegahan melalui gerakan 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air minimal seminggu sekali, menutup rapat wadah air, serta memanfaatkan kembali barang bekas agar tidak menampung genangan. Langkah tambahan yang disarankan meliputi penggunaan bubuk larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, memasang kelambu saat tidur, hingga membiasakan diri menggunakan obat antinyamuk maupun pakaian panjang.

Kesadaran individu menjadi kunci keberhasilan program ini. Hellyana menegaskan bahwa upaya kebersihan tidak harus menunggu kerja bakti bersama. Menurutnya, jika setiap keluarga memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungannya sendiri, mata rantai penyebaran DBD dapat diputus.

“Kalau menunggu warga kumpul kerja bakti, sering tidak terlaksana. Paling tidak, setiap orang bertanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan rumahnya sendiri,” tegasnya.

Selain edukasi, Puskesmas Bukit Hindu juga rutin melakukan pemantauan jentik nyamuk di rumah warga melalui program Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Kegiatan ini melibatkan kader kesehatan dan relawan untuk memastikan langkah pencegahan berjalan efektif di tingkat rumah tangga.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan, kasus DBD secara umum masih menjadi perhatian serius. Hingga Agustus 2025, tercatat 661 kasus DBD di seluruh wilayah Kalteng, dengan empat korban meninggal dunia, termasuk di Palangka Raya. Angka tersebut menjadi pengingat bahwa DBD tetap ancaman nyata meski di beberapa titik kasus menurun.

Dengan peran aktif masyarakat, tren positif seperti yang terjadi di wilayah Bukit Hindu diharapkan bisa diperluas ke daerah lain. Hellyana optimistis, dengan langkah sederhana namun konsisten, penyebaran DBD di Palangka Raya dapat terus ditekan sehingga tidak menimbulkan kembali lonjakan kasus seperti tahun sebelumnya. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com