KUTAI BARAT — Kabar menggembirakan datang dari Kabupaten Kutai Barat (Kubar). Setelah bertahun-tahun ditekan angka tinggi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), tren 2025 akhirnya menunjukkan penurunan signifikan. Namun di balik capaian itu, tersimpan ancaman laten yang tidak boleh dianggap remeh: sarang nyamuk masih ditemukan di banyak sudut permukiman warga.
Temuan terbaru hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) menunjukkan fakta mencengangkan masih banyak tempat penampungan air dibiarkan terbuka, ban bekas berserakan, hingga botol dan gelas plastik terisi air hujan menjadi lokasi favorit berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti, sang pembawa virus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kubar, Weda, menegaskan bahwa kesadaran sebagian warga masih rendah dan berpotensi memicu lonjakan kasus jika lengah.
“Yang paling banyak kita temukan itu tempat penampungan air yang dibiarkan terbuka. Plastik-plastik yang terisi air saat hujan juga cepat sekali jadi sarang nyamuk,” ujarnya, Senin (08/12/2025).
Meski kondisi lingkungan belum ideal, data menunjukkan perkembangan positif. Hingga Oktober 2025 tercatat 256 kasus dengan dua kematian, dan memasuki November hanya ditemukan tiga kasus baru penurunan drastis dari 2024 yang mencapai 730 kasus.
Namun Weda mengingatkan bahwa ancaman tetap nyata. “Virusnya sudah ada di mana-mana. Jadi meski trennya menurun, kewaspadaan harus tetap tinggi,” tegasnya.
Untuk mencegah keterlambatan penanganan, Dinas Kesehatan kini menyediakan Rapid Diagnostic Test (RDT) di semua puskesmas hingga puskesmas pembantu. Langkah ini diambil setelah ditemukan kasus meninggal akibat pasien terlambat dibawa berobat. “Banyak kasus meninggal karena terlambat dibawa. Kalau ada yang demam, jangan ditunda, langsung bawa ke faskes,” kata Weda.
Setiap laporan kasus baru langsung direspons dengan PE, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), abatesasi, dan fogging fokus jika diperlukan. Namun ia menegaskan bahwa fogging bukan solusi jangka panjang. Pengendalian yang paling efektif tetap pada sumber perindukan nyamuk.
Di tengah ancaman yang masih mengintai, Weda mengapresiasi meningkatnya partisipasi masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. Ia berharap konsistensi gerakan PSN dari rumah ke rumah mampu menekan kasus hingga nol korban. “Harapan kita, kalau pun ada kasus, jangan sampai ada yang meninggal,” pungkasnya. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan