KOTAWARINGIN TIMUR – Amarah yang tak terkendali kembali menumpahkan darah di kawasan Eks Golden, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Kasus penganiayaan brutal yang terjadi pada Jumat (03/10/2025) lalu akhirnya berhasil diungkap aparat Polsek Ketapang. Dua pria, masing-masing berinisial M alias A dan AA, diamankan tak lama setelah peristiwa berdarah itu mengguncang warga.
Korban berinisial Y (50) mengalami luka parah akibat sabetan senjata tajam jenis parang. Ia sempat kritis dan harus menjalani operasi di RSUD Murjani Sampit.
Kapolsek Ketapang, AKP Eka Palti Hutagaol, membenarkan kejadian itu.
“Korban sempat dirawat selama tiga hari di rumah sakit karena luka cukup parah. Saat ini kasusnya masih dalam proses penyidikan lebih lanjut,” ujarnya, Jumat (24/10/2025).
Menurut penuturan polisi, keributan berawal dari persoalan sepele di Jalan P Antasari. Pada malam sebelum kejadian, korban Y terlihat marah-marah di sekitar muara gang.
Salah satu pelaku, M alias A, yang melintas, menegur korban agar tenang. Teguran itu justru dianggap sebagai penghinaan.
Korban tak terima, langsung menarik kerah baju pelaku dan memukulnya. Terkejut dan ketakutan, M berusaha kabur. Namun, Y tak tinggal diam — ia mengejar dengan sepeda motor hingga menyerempet pelaku.
M berhasil lolos dan pulang dengan hati panas.
Sesampainya di rumah, M menceritakan semuanya kepada saudaranya, AA. Emosi keduanya memuncak. Dendam pun tumbuh cepat, menghapus nalar. Mereka sepakat membalas.
Keesokan harinya, keduanya menuju kawasan Eks Golden — lokasi yang biasa didatangi korban.
M membawa tombak, AA mengayunkan parang. Tanpa banyak kata, serangan dilancarkan. Korban yang tengah duduk di kios sekitar tak sempat menghindar.
Ia menerima luka di tangan kiri atas, pergelangan, pundak, hingga perut akibat tebasan senjata tajam.
Warga yang panik berlarian, sementara kedua pelaku langsung melarikan diri, meninggalkan korban bersimbah darah.
Polisi bergerak cepat, mengamankan keduanya berikut barang bukti senjata tajam yang digunakan dalam aksi pembalasan itu. Penyidik masih mendalami motif sebenarnya dan kemungkinan keterlibatan pihak lain.
Kasus ini menjadi potret nyata betapa amarah sesaat dan ego yang tak terkendali dapat berujung pada tindakan keji. Persoalan kecil di jalan berubah menjadi perkelahian berdarah yang nyaris merenggut nyawa seseorang — hanya karena harga diri dan emosi yang tak diredam. []
Fajar Hidayat
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan