Desa di Halong Diselimuti Hujan Es

BALANGAN – Fenomena hujan es yang terjadi di Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, pada Jumat (17/10/2025), memang menarik perhatian warga. Namun di balik keunikannya, peristiwa ini seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah daerah tentang perubahan cuaca ekstrem yang semakin sering melanda Kalimantan Selatan. Sayangnya, fenomena langka ini justru hanya disambut dengan rasa kagum dan rasa ingin tahu, bukan dengan kesiapsiagaan.

Sejumlah warga di Desa Halong, Desa Binjai Punggal, dan Desa Baruh Penyambaran mengabadikan momen tersebut dan membagikannya ke media sosial. Dalam video yang beredar, terlihat warga memunguti butiran es yang turun bersama air hujan. Beberapa bahkan menjadikannya hiburan di tengah cuaca tak menentu.

Warga Desa Halong, Erwan, menjadi salah satu saksi mata. “Hujan es-nya setelah waktu ashar, banyak anak-anak yang mengambil esnya dan di atap pun nyaring bunyinya,” katanya. Erwan juga menuturkan, sebelum hujan es turun, sempat terjadi hujan deras dan petir selama sekitar 30 menit. “Setelah gemuruh nyaring itu saya tidak ada nyali turun dari rumah untuk mengambil esnya,” ujarnya.

Fenomena yang seharusnya memicu perhatian serius itu justru dianggap peristiwa unik. “Tapi kalau kata ibu saya, dulu juga pernah terjadi hujan bercampur es di sekitaran Halong,” kata Erwan. Pernyataan ini memperlihatkan bahwa hujan es bukan hal baru di kawasan tersebut. Namun, tidak ada langkah antisipasi atau kajian lokal untuk memahami penyebab dan risikonya.

Kepala Desa Baruh Penyambaran, Handi, mengonfirmasi peristiwa serupa. “Hujan pertama disertai dengan air deras kurang lebih seperempat jam, di mana hujan itu ada timbul butiran es,” ujarnya. Setelah hujan mereda, lanjutnya, hujan berikutnya turun normal tanpa kristal es.

BMKG menyebut fenomena hujan es kerap terjadi pada masa peralihan musim. Berdasarkan penelitian Frisby dan Sansom (1967), di wilayah tropis seperti Indonesia, hujan es tidak hanya dipengaruhi angin, tetapi juga oleh kondisi topografi dan faktor lokal lainnya. Namun, sejauh ini belum ada langkah antisipatif dari pemerintah daerah Balangan untuk meningkatkan literasi iklim masyarakatnya.

Fenomena hujan es di Halong semestinya menjadi momentum bagi pemerintah daerah untuk memperkuat edukasi kebencanaan dan sistem peringatan dini. Sayangnya, yang tampak justru euforia sesaat tanpa upaya memahami ancaman iklim yang lebih besar. Alam sedang berbicara, tetapi tampaknya manusia masih sibuk merekamnya ketimbang memahaminya. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com