HOUSTON — Ancaman kecelakaan udara kembali menghantui langit Amerika Serikat. Dua pesawat komersial dilaporkan nyaris bertabrakan saat lepas landas dari Bandara Internasional George Bush, Houston, pada pertengahan Desember 2025. Insiden yang terjadi di salah satu bandara tersibuk di Negeri Paman Sam itu langsung memicu penyelidikan otoritas penerbangan federal.
Kejadian nyaris celaka tersebut melibatkan dua pesawat dari maskapai berbeda yang berada di jalur penerbangan saling berpotongan. Meski tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan pesawat, peristiwa ini kembali menghidupkan kekhawatiran publik terhadap keselamatan penerbangan sipil, terutama di tengah meningkatnya lalu lintas udara.
Federal Aviation Administration (FAA) mengungkapkan, insiden tersebut melibatkan Volaris Airlines dengan nomor penerbangan 4321 yang dijadwalkan terbang menuju El Salvador serta United Express Flight 814 dengan tujuan Jackson, Mississippi. Kedua pesawat berada di area landasan pacu paralel saat peristiwa terjadi.
Menurut FAA, masalah bermula ketika pesawat Volaris melakukan manuver yang tidak sesuai dengan instruksi pengatur lalu lintas udara. Pesawat tersebut justru memasuki jalur penerbangan pesawat United Express yang sedang dalam fase lepas landas.
“Pengatur lalu lintas udara telah menginstruksikan Volaris Flight 4321 untuk berbelok ke kiri setelah lepas landas dari Bandara Intercontinental Houston pada 18 Desember, namun kru justru berbelok ke kanan ke arah CommuteAir Flight 814,” kata FAA, seperti dikutip dari New York Post, Senin (29/12/2025).
Insiden itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 15.05 waktu setempat. FAA memastikan proses penyelidikan masih berlangsung guna mengetahui penyebab pasti serta potensi pelanggaran prosedur keselamatan penerbangan.
Di sisi lain, CommuteAir selaku operator United Express Flight 814 menegaskan bahwa awak pesawatnya telah menjalankan tugas sesuai aturan. Maskapai tersebut menyatakan tidak menemukan adanya pelanggaran prosedur dari pihak kru mereka.
“Berdasarkan penilaian awal kami, kru mengikuti seluruh instruksi ATC yang berlaku,” ujar CommuteAir kepada FOX Business.
United Airlines diketahui menjadi salah satu pemegang saham CommuteAir. Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, Volaris belum memberikan pernyataan resmi. FOX Business mengaku telah menghubungi maskapai tersebut untuk meminta tanggapan, namun belum mendapat respons. Pihak Bandara Internasional Houston juga memilih tidak memberikan komentar dan mengarahkan seluruh pertanyaan kepada FAA.
Bandara Internasional George Bush sendiri merupakan salah satu bandara tersibuk di Amerika Serikat. Setiap harinya, bandara ini melayani rata-rata sekitar 500 penerbangan kedatangan, dengan jumlah penumpang yang mencapai lebih dari 20 juta orang per tahun.
Insiden ini menambah daftar panjang kasus nyaris celaka di industri penerbangan global. Meski demikian, Menteri Transportasi Amerika Serikat Sean Duffy menegaskan bahwa penerbangan masih aman bagi masyarakat. Pernyataan itu disampaikan menjelang lonjakan penumpang pada musim libur Natal.
“Kami melihat bahwa saat memasuki hari-hari terakhir penutupan, kami mengurangi kapasitas maskapai sebesar 10 persen karena melihat tren yang bergerak ke arah yang salah. Kami akan mengambil langkah apa pun yang diperlukan untuk memastikan wilayah udara tetap aman,” kata Duffy kepada FOX Business dalam wawancara dengan Maria Bartiromo awal bulan ini.
Kasus ini pun menjadi alarm keras bagi otoritas penerbangan untuk memperketat pengawasan, terutama di bandara dengan tingkat kepadatan lalu lintas tinggi, guna mencegah potensi tragedi yang lebih besar di masa mendatang. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan