Dir PPA PPO Bareskrim Polri: Santri Harus Berani Bicara, Lawan Kekerasan!

BANTEN – Brigjen Pol. Dr. Nurul Azizah, S.I.K., M.Si., Direktur Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang (PPA PPO) Bareskrim Polri, mengajak santri Pondok Pesantren Asshidiqqiyah di Tangerang untuk berani bersuara dalam menghadapi segala bentuk kekerasan. Hal ini disampaikannya dalam acara Ngabuburit Bersama Santri pada Selasa (11/03/2025).

Dalam sambutannya, Brigjen Nurul Azizah menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman di pesantren bagi para santri. Sebagai lembaga pendidikan berbasis agama, pesantren harus menjadi tempat yang bebas dari segala bentuk kekerasan dan eksploitasi, mengingat peran penting pesantren dalam membentuk karakter dan akhlak generasi muda.

“Sebagai santri, kalian adalah bagian dari generasi penerus bangsa yang harus tumbuh dalam lingkungan yang aman. Jika kalian mengalami atau menyaksikan perlakuan yang tidak semestinya, bangkit dan bersuaralah!” tegasnya di hadapan santri yang hadir dalam acara tersebut.

Untuk mendorong keberanian para santri berbicara mengenai kekerasan, Brigjen Nurul memperkenalkan kampanye “RISE AND SPEAK”. Kampanye ini bertujuan untuk memberi semangat kepada santri agar berani melaporkan jika mengalami atau menyaksikan tindakan kekerasan.

Brigjen Nurul mengungkapkan dua poin utama dalam kampanye ini: pertama, “RISE” yang berarti berani bangkit untuk melawan ketidakadilan, dan kedua, “SPEAK” yang berarti berani berbicara demi menyelamatkan diri sendiri maupun orang lain.

“Jangan takut untuk berdiri dan melawan ketidakadilan. Islam mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang kuat dalam membela kebenaran,” ujarnya. Ia juga menambahkan, “Jika ada hal yang membuat kalian tidak nyaman, jangan diam! Suara kalian bisa menyelamatkan diri sendiri dan orang lain.”

Selain itu, Brigjen Nurul juga menyampaikan beberapa langkah penting dalam pencegahan kekerasan di lingkungan pesantren, seperti peningkatan kesadaran dan edukasi bagi santri tentang hak-hak mereka, serta peran pengasuh dan tenaga pendidik dalam menciptakan lingkungan yang aman. Ia juga menggarisbawahi pentingnya mekanisme pelaporan kekerasan yang jelas dan perlindungan bagi korban.

Brigjen Nurul mengingatkan bahwa pencegahan kekerasan bukan hanya tanggung jawab pesantren atau kepolisian, melainkan juga seluruh elemen masyarakat. “Kami siap mendukung pesantren dalam menciptakan sistem pelindungan yang efektif bagi santri,” ujarnya.

Acara ini menjadi salah satu langkah awal dalam mempererat sinergi antara kepolisian, pesantren, dan berbagai pihak terkait untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman bagi santri. Sebagai penutupan, Brigjen Nurul mengajak para santri untuk terus berani berbicara dan saling melindungi. “Bulan Ramadan penuh berkah, bersama santri hati bahagia. Jangan diam jika ada masalah, berani bicara selamatkan sesama,” ujarnya dengan pantun yang disambut antusias oleh para santri.

Acara ngabuburit ini juga dihadiri oleh berbagai perwakilan kementerian, kepolisian, serta tokoh agama, dan diakhiri dengan sesi diskusi mengenai hak pelindungan santri. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com