SALATIGA — Direktorat Tindak Pidana Perempuan dan Anak (PPA) serta Pencegahan dan Penanganan Orang (PPO) Bareskrim Polri menggelar kegiatan edukatif bertajuk RISE N SPEAK di MTsN Negeri Salatiga. Acara ini menjadi bagian dari peringatan Hari Kartini yang dilaksanakan secara bermakna, dengan mengusung tema “Berani Bicara, Selamatkan Sesama”.
Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Direktur PPA dan PPO, yang juga merupakan alumni MTsN Salatiga angkatan 1988. Dalam kegiatan ini, para siswa, guru, serta masyarakat sekitar diajak untuk meningkatkan kesadaran dan keberanian dalam menyuarakan serta mencegah segala bentuk kekerasan, khususnya terhadap perempuan dan anak.
“Diam bukanlah satu pilihan. Berani bicara itu mulia,” tegas Direktur PPA dan PPO saat memberikan sambutan di hadapan ratusan peserta.
Lebih lanjut dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa Direktorat Tindak Pidana PPA dan PPO tidak semata-mata berfungsi sebagai aparat penegak hukum yang menindak pelaku kekerasan, tetapi juga sebagai motor penggerak dalam membangun ekosistem edukatif yang menyeluruh. Ekosistem ini melibatkan guru, siswa, orang tua, hingga komunitas pesantren untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan ramah anak.
“Kami hadir bukan sekadar menegakkan hukum, namun juga membangun budaya pencegahan dan pelindungan yang berkeadilan, inklusif, dan berperspektif gender,” ujarnya.
Dalam program RISE N SPEAK, Dit Tipid PPA dan PPO mendorong pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di sekolah, menyediakan kanal pelaporan yang ramah anak, serta pelatihan bagi guru. Pendampingan psikososial untuk korban juga menjadi perhatian, sementara siswa diberikan peran sebagai agen perubahan melalui program ROOTS.
“MTsN Salatiga kami dorong menjadi pelopor sekolah ramah anak dan pelindung nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan Islam,” imbuhnya.
Kepada para guru, Direktur PPA dan PPO mengingatkan pentingnya pelaksanaan Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan. Ia juga menyampaikan tujuh strategi praktis kepada siswa untuk menjaga diri dan lingkungan dari kekerasan, termasuk pentingnya komunikasi terbuka dengan guru dan orang tua.
“Jadikan ilmu sebagai pelita, dan akhlak sebagai perisai dari kejahatan. Jangan takut bicara jika ada yang tidak nyaman,” pesannya kepada para siswa.
Menutup kegiatan, Direktur PPA dan PPO membacakan syair pantun yang menggugah semangat pelajar agar berani melaporkan setiap bentuk kekerasan yang dialami maupun disaksikan.
“Jika melihat yang disakiti, jangan diam, ayo bantu dan tegur dengan santun,” ucapnya.
Kegiatan edukatif ini mendapat dukungan penuh dari Polres Salatiga dan disambut dengan antusias oleh seluruh civitas akademika MTsN Salatiga. Diharapkan, kegiatan ini menjadi titik awal terbentuknya lingkungan pendidikan yang lebih aman, berempati, dan ramah anak di berbagai daerah di Indonesia.[]
Redaksi10