BERAU – Suasana berbeda tampak di kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Berau pada Jumat (26/09/2025). Lebih dari 200 siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Tanjung Redeb berkunjung untuk mengenal lebih dekat fasilitas literasi yang tersedia. Bagi sebagian besar dari mereka, kesempatan ini menjadi pengalaman baru setelah sebelumnya hanya berinteraksi dengan layanan Perpustakaan Keliling (Pusling).
Kunjungan ini disambut hangat oleh jajaran Dispusip Berau. Para siswa yang datang dari jenjang SD, SMP, hingga SMA dibagi ke dalam dua kelompok. Peserta tingkat SD mengikuti kegiatan bercerita, bernyanyi, serta mewarnai di lantai dasar. Sementara itu, siswa SMP dan SMA diarahkan ke lantai dua untuk mengikuti diskusi interaktif yang difasilitasi penerjemah bahasa isyarat agar semua materi bisa dipahami dengan baik.
Kepala Dispusip Berau, Yudha Budisantosa, mengaku terkesan dengan sikap para siswa selama kegiatan berlangsung. “Anak-anak SLB ternyata sangat tertib, jauh dari kesan ribut. Bahkan kepala sekolahnya menyampaikan, tidak ada perilaku yang liar seperti stigma negatif yang sering dilekatkan pada anak autis. Mereka justru sangat disiplin dan menjaga kebersihan,” ungkapnya.
Selain mengikuti aktivitas di ruang belajar, para siswa juga diajak mencoba berbagai fasilitas perpustakaan. Mereka terlihat antusias saat membaca buku braille, mengoperasikan komputer, hingga menonton tayangan edukasi di YouTube yang disiapkan pihak Dispusip. Kegiatan ini tidak hanya memberi pengalaman baru, tetapi juga membuktikan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus memiliki semangat belajar yang sama besarnya dengan siswa reguler.
Yudha menambahkan, pihaknya akan terus berupaya menciptakan ruang literasi yang inklusif dan ramah bagi penyandang disabilitas. “Mereka menikmati sekali. Kami melihat langsung semangat belajar mereka, sama seperti anak-anak lainnya,” katanya.
Kehadiran siswa SLB Tanjung Redeb di Dispusip Berau menunjukkan bahwa literasi dapat dijangkau oleh semua kalangan tanpa terkecuali. Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan anak-anak dapat semakin termotivasi untuk menggali ilmu, memperluas wawasan, sekaligus menghilangkan stigma negatif yang masih melekat di tengah masyarakat terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Dengan dukungan fasilitas dan pendampingan yang tepat, mereka bisa berkembang secara optimal dan menjadi bagian penting dari generasi penerus daerah.[]
Admin04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan