Ditangkap Polisi Israel Usai Khutbah Kutuk Genosida Gaza

YERUSALEM – Polisi Israel dilaporkan menangkap ulama Palestina, Syekh Muhammad Salim, usai menyampaikan khutbah Salat Jumat di Masjid Al Aqsa yang menyinggung genosida di Jalur Gaza. Tak hanya ditangkap, Syekh Salim juga mendapat larangan memasuki kompleks Masjid Al Aqsa selama tujuh hari.

Penangkapan itu terjadi pada Jumat (11/04/2025) di salah satu gerbang masuk kompleks Masjid Al Aqsa. Menurut laporan Anadolu, yang dikutip pada Sabtu (12/04/2025), Syekh Salim langsung dibawa untuk diinterogasi di markas kepolisian Israel di Yerusalem Timur sebelum kemudian dibebaskan.

Khutbah yang disampaikan Syekh Salim di tempat suci ketiga bagi umat Islam tersebut memuat kecaman keras terhadap agresi militer Israel di Gaza. Dalam khutbahnya, ia menyinggung tindakan militer yang dianggap sebagai genosida dan menyebabkan jatuhnya puluhan ribu korban sipil Palestina.

“Perang Israel di Gaza telah menewaskan hampir 51.000 warga Palestina,” kata Syekh Salim, seperti dikutip dari khutbahnya. Ia juga menyebut bahwa Gaza kini menjadi wilayah terkepung yang hampir tidak layak huni.

Seorang pejabat Departemen Wakaf Islam—lembaga di bawah Pemerintah Yordania yang mengelola Masjid Al Aqsa—mengonfirmasi bahwa larangan terhadap Syekh Salim bisa saja diperpanjang. “Ini bukan kali pertama ulama Palestina dibatasi aksesnya ke Al Aqsa karena pandangan politik atau keagamaan,” ujar pejabat tersebut yang enggan disebutkan namanya.

Tindakan polisi Israel terhadap para ulama Al Aqsa bukanlah hal baru. Sebelumnya, Imam Besar Masjid Al Aqsa, Syekh Ekrima Sabri, juga pernah ditangkap dan dilarang memasuki masjid karena dianggap terlalu vokal membela hak-hak rakyat Palestina serta sering mengkritik kebijakan pendudukan Israel.

Penangkapan dan pembatasan terhadap tokoh-tokoh agama ini kembali memicu kecaman dari berbagai pihak, terutama komunitas internasional yang menyoroti pelanggaran terhadap kebebasan beragama di wilayah yang diduduki. []

Redaksi03

PDF