KOTAWARINGIN TIMUR – Warga Desa Hanjalipan, Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, masih bergulat dengan banjir yang telah melanda wilayah mereka sejak 14 September 2025. Hingga lebih dari dua pekan berlalu, genangan air belum sepenuhnya surut dan aktivitas masyarakat masih terhambat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Multazam, mengungkapkan bahwa puncak banjir terjadi pada 17 September 2025. Saat itu, air menutup jalan poros desa sepanjang dua kilometer dengan ketinggian antara 30 hingga 60 sentimeter.
“Sejak tanggal 14 sampai dengan 25 September kemarin, banjir masih merendam empat RT di Desa Hanjalipan. Dua RT yaitu RT 1 dan RT 4 paling dalam, sementara RT 2 dan RT 3 bervariasi,” jelas Multazam, Jumat (27/09/2025).
Meski genangan meluas, hanya sebagian kecil rumah warga yang benar-benar tergenang hingga ke dalam. “Rata-rata hanya lima rumah yang airnya sampai masuk ke dalam. Selebihnya, karena rumah-rumah warga berbentuk panggung, air hanya berada di bawah lantai,” tambahnya.
Namun, kondisi tersebut tetap membuat kehidupan warga lumpuh. Jalan utama yang tergenang memaksa masyarakat menggunakan sampan untuk sekadar berpindah antar-RT. Bahkan, jika ingin menuju kecamatan atau ibu kota kabupaten, warga harus menempuh jalur alternatif melalui Desa Jemaras melewati perkebunan. Perjalanan yang biasanya singkat kini memakan waktu 2,5 hingga 3 jam.
Banjir juga mengganggu kegiatan belajar mengajar. Sebuah sekolah dasar di desa tersebut sudah terendam sejak banjir melanda. “Untuk kegiatan pendidikan, kami sudah laporkan ke Dinas Pendidikan agar ada metode lain supaya aktivitas belajar tetap bisa berjalan,” ujar Multazam.
Beruntung, fasilitas kesehatan relatif aman. Puskesmas di desa itu tetap bisa beroperasi karena bangunannya berupa rumah panggung. Meski begitu, Multazam menekankan perlunya pemantauan kesehatan secara intensif. “Daerah banjir ini rentan terhadap masalah kesehatan. Kami berharap Dinas Kesehatan intens melakukan pemantauan,” katanya.
Selain itu, pasokan listrik yang sebelumnya menggunakan PLTS kini sudah beralih ke PLT. Menurut Multazam, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan PLN Sampit untuk memberikan sosialisasi mengenai keselamatan penggunaan listrik di tengah banjir.
Kondisi Desa Hanjalipan menarik perhatian pemerintah daerah. Pada Kamis (26/09/2025), Wakil Bupati Kotim, Irawati, turun langsung meninjau lokasi banjir bersama jajaran TNI-Polri, Dinas Sosial, camat, dan kepala desa setempat. Kehadiran mereka disambut hangat masyarakat yang tengah menghadapi keterbatasan akibat bencana.
“Ibu Wabup berpesan agar kepala desa menjaga keselamatan anak-anak, terutama di wilayah yang terdampak cukup dalam. Pak Kades juga menyampaikan terima kasih atas kunjungan rombongan yang memberikan semangat warga menghadapi banjir,” tutur Multazam.
Kunjungan tersebut diharapkan tidak hanya memberi dukungan moral, tetapi juga mempercepat langkah-langkah penanganan banjir di Hanjalipan.
BPBD Kotim juga mewanti-wanti pemerintah desa dan masyarakat agar tetap siaga. Informasi dari BMKG menyebutkan, curah hujan pada dasarian pertama Oktober diperkirakan meningkat. Hal itu berarti peluang banjir bertahan lebih lama, bahkan berpotensi bertambah parah.
“Berdasarkan informasi BMKG, pada dasarian pertama Oktober diperkirakan curah hujan akan meningkat. Jadi warga perlu lebih waspada,” pungkas Multazam.
Dengan kondisi banjir yang masih bertahan, warga Hanjalipan harus terus beradaptasi. Dari akses transportasi yang terhambat, kegiatan sekolah yang terganggu, hingga ancaman kesehatan, semua menjadi tantangan sehari-hari. Sementara itu, dukungan pemerintah dan koordinasi lintas sektor diharapkan bisa membantu meminimalkan dampak serta mempercepat pemulihan kehidupan warga desa yang terisolasi. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan