Pariwisata Kaltim Dibidik Jadi Magnet Ekonomi Baru di Era IKN

SAMARINDA – Sektor pariwisata Kalimantan Timur (Kaltim) diproyeksikan menjadi salah satu tulang punggung ekonomi daerah, terutama dengan posisi strategisnya sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN). Pemerintah Provinsi Kaltim melalui Dinas Pariwisata menyiapkan langkah konkret, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pemanfaatan teknologi digital untuk memperluas promosi.

Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Ririn Sari Dewi, menegaskan bahwa peluang besar terbuka lebar seiring perkembangan kawasan IKN. “Kalimantan Timur memiliki potensi besar di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, terutama melalui kegiatan MICE yang dapat mendorong peningkatan jumlah kunjungan. Apalagi Kaltim akan menjadi penyangga IKN pada 2028, sehingga kita harus menyiapkan infrastruktur, akses jalan, dan layanan pariwisata sejak sekarang,” ucapnya dalam kegiatan Bincang-Bincang Pariwisata di Samarinda Theme Park, Jumat (26/09/2025).

Ririn menjelaskan, pembangunan infrastruktur menjadi prioritas. Jalur menuju destinasi wisata terus diusulkan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), baik untuk pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). “Perbaikan akses menuju destinasi wisata terus kita usulkan lewat Musrenbang, baik menggunakan dana APBN maupun APBD. Wilayah prioritas seperti Kutai Barat dan Mahakam Ulu mendapat perhatian khusus,” jelasnya.

Tidak hanya itu, rencana konektivitas seperti pembangunan tol Samarinda–Puntang juga diyakini bakal memperlancar perjalanan wisatawan. “Rencana tol Samarinda–Puntang serta peluang kerja sama dengan maskapai luar negeri, termasuk Luna Airlines dari Brunei, akan sangat mendukung peningkatan wisata, khususnya di Berau,” katanya optimistis.

Sejalan dengan pembangunan fisik, pemerintah daerah juga menaruh perhatian pada penguatan promosi berbasis digital. Ririn menuturkan, kerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam menghadirkan internet gratis di desa wisata menjadi salah satu fokus. “Program internet gratis di desa wisata sedang kita dorong bersama Kominfo, karena promosi pariwisata sangat bergantung pada akses internet yang memadai,” ujarnya.

Meski masih ada tantangan berupa blank spot di beberapa daerah, pemerintah percaya kendala tersebut bisa diatasi. Sementara itu, strategi promosi melalui kolaborasi dengan influencer tetap dijalankan meski sempat menuai perbincangan. “Dana Rp1,7 miliar untuk 30 influencer tidak hanya untuk honor, tapi juga mencakup akomodasi, transportasi, dan administrasi. Target kita jelas, yaitu meningkatkan kunjungan wisata hingga 30 persen,” tegas Ririn.

Ia menambahkan bahwa keterlibatan kreator konten bukanlah hal baru. Banyak pemerintah daerah maupun kementerian sudah melakukannya lebih dulu. Menurutnya, Kaltim tidak boleh tertinggal dalam persaingan promosi pariwisata di tingkat nasional maupun global.

Dengan pertumbuhan penduduk akibat migrasi menuju IKN, kebutuhan akan destinasi wisata dan produk ekonomi kreatif diperkirakan akan meningkat. “Momentum ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin. Kolaborasi lintas sektor sangat penting, baik dengan pemerintah pusat, daerah, maupun pihak swasta. Anggaran kita terbatas, jadi kerja sama dengan semua pemangku kepentingan menjadi kunci,” pungkasnya.[]

Penulis: Rifky Irlika Akbar | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com