Elon Musk Mundur dari Pemerintahan Trump

WASHINGTON DC – Elon Musk, pendiri Tesla dan SpaceX, menyatakan mundur dari posisinya sebagai penasihat pemerintah Presiden Donald Trump. Pengumuman itu disampaikan melalui akun X miliknya pada Kamis (29/05/2025), sehari setelah ia secara terbuka mengkritik rancangan undang-undang unggulan Presiden Trump yang disebut sebagai “big beautiful bill”. Dalam pernyataannya, Musk menegaskan bahwa masa tugasnya sebagai karyawan pemerintah khusus telah selesai, dan ia menyampaikan apresiasi kepada Presiden Trump atas kesempatan yang diberikan. “Sebagai karyawan pemerintah khusus yang masa tugasnya telah berakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden @realDonaldTrump atas kesempatan untuk membantu mengurangi pemborosan anggaran. Misi @DOGE akan terus menguat dan menjadi bagian dari budaya kerja di pemerintahan,” tulis Musk.

Seorang pejabat Gedung Putih membenarkan bahwa Musk telah mengundurkan diri dari posisinya secara resmi. Keputusan tersebut menambah ketegangan di lingkaran dalam pemerintahan, menyusul kritik tajam Musk terhadap RUU One Big, Beautiful Bill Act, yang telah disahkan di DPR dan kini tengah dibahas di Senat. Dalam wawancara dengan CBS News yang tayang pada Selasa (27/05/2025), Musk menyatakan bahwa RUU itu justru memperbesar defisit anggaran, bertentangan dengan semangat efisiensi yang selama ini ia dorong. “Saya kecewa melihat RUU pengeluaran besar ini yang malah meningkatkan defisit anggaran, bukan menguranginya, dan itu melemahkan pekerjaan tim DOGE,” ujar Musk, merujuk pada lembaga efisiensi anggaran yang pernah ia pimpin.

RUU tersebut mencakup pengurangan pajak dan peningkatan belanja pemerintah dalam skala besar. Namun, banyak pihak mengkhawatirkan dampaknya terhadap layanan publik, terutama sektor kesehatan. Proyeksi menyebutkan defisit anggaran nasional bisa meningkat hingga 4 triliun dollar AS atau sekitar Rp 65.210 triliun dalam satu dekade. Musk, dalam kritik lanjutannya, menyampaikan, “RUU bisa saja besar, atau indah. Tapi saya ragu bisa keduanya sekaligus.”

Menanggapi pernyataan Musk, Wakil Kepala Staf Gedung Putih Stephen Miller menjelaskan bahwa RUU yang dimaksud bukan merupakan anggaran tahunan, sehingga pemotongan terhadap anggaran DOGE memerlukan undang-undang tersendiri sesuai dengan mekanisme di Senat. Namun, pernyataan Musk tetap menjadi pusat perhatian, mengingat ia adalah salah satu penyumbang dana terbesar dalam kampanye pemilihan ulang Presiden Trump pada 2024 dengan nilai mencapai 250 juta dollar AS atau sekitar Rp 4 triliun.

Selama masa jabatannya sebagai penasihat, Musk memimpin DOGE (Department of Government Efficiency), lembaga ad-hoc yang dibentuk untuk menekan pemborosan anggaran dan menyederhanakan birokrasi pemerintahan. DOGE berhasil memangkas puluhan ribu posisi pegawai negeri sipil serta membubarkan sejumlah lembaga yang dianggap tidak efisien. Target awal penghematan anggaran mencapai 1 triliun dollar AS atau sekitar Rp 16.302 triliun, namun Musk mengakui bahwa pencapaian tersebut belum sesuai harapan. “Birokrasi pemerintah jauh lebih rumit dari yang saya bayangkan,” ucap Musk kepada The Washington Post. “Saya tahu ada masalah, tapi memperbaiki Washington DC benar-benar seperti mendaki gunung terjal,” tambahnya.

Meski telah ditinggalkan Musk, pemerintah tetap berkomitmen meneruskan hasil kerja DOGE. Gedung Putih berencana mengajukan proposal penghematan anggaran kepada Kongres, termasuk pemotongan 1,1 miliar dollar AS (sekitar Rp 17 triliun) dari lembaga penyiaran publik seperti NPR dan PBS, serta 8,3 miliar dollar AS (sekitar Rp 135 triliun) dari bantuan luar negeri. Ketua DPR Mike Johnson menyampaikan apresiasi terhadap kontribusi Musk dan berjanji melanjutkan reformasi pengeluaran negara berdasarkan rekomendasi DOGE.

Di sisi lain, pengunduran diri Musk membawa dampak pada bisnis yang ia jalankan. Selama menjabat sebagai kepala DOGE, ia menjadi sasaran kritik keras, termasuk dari publik yang marah terhadap pemangkasan anggaran. Beberapa dealer Tesla diserang, dan sejumlah mobil Tesla dibakar dalam aksi protes. Musk menyatakan, “Orang-orang membakar Tesla. Untuk apa? Itu benar-benar keterlaluan.” Selain itu, SpaceX juga menghadapi kegagalan setelah prototipe roket Starship meledak di atas Samudra Hindia dalam uji coba peluncuran.

Langkah mundur Musk dari dunia politik disambut dengan reaksi beragam. Senator Ron Johnson dari Partai Republik menyatakan memahami kekecewaan Musk dan mendorong pemerintah untuk lebih serius dalam menekan pengeluaran negara. Musk sendiri sebelumnya dikenal sebagai pendukung vokal Presiden Trump, bahkan sempat menyebut sang presiden sebagai “orang hebat yang semakin saya kenal, semakin saya suka”. Presiden Trump juga pernah memuji Musk sebagai “pahlawan Amerika sejati” dan bahkan menyediakan halaman Gedung Putih untuk menjadi ruang pamer dadakan bagi Tesla di tengah penurunan penjualan.

Kini, Musk menyatakan akan kembali fokus pada bisnisnya, terutama Tesla dan SpaceX, serta mengurangi keterlibatannya dalam dunia politik. “Saya pikir saya sudah cukup berkontribusi di bidang politik,” ujarnya. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X