PASER – Hujan lebat disertai angin kencang yang melanda Kabupaten Paser pada 7 Oktober 2025 menimbulkan dampak nyata, di antaranya pohon tumbang yang merusak empat rumah warga dan menghambat akses jalan. Peristiwa ini menunjukkan adanya potensi kurangnya mitigasi risiko di wilayah terdampak.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser memetakan tujuh lokasi terdampak, antara lain Desa Tapis blok A5 dan A6, Jalan Jenderal Sudirman gang Ikhlas 2, Jalan Singa Maulana gang Sidomukti, Jalan RM Noto Sunardi gang 45, Jalan RM Noto Sunardi simpang 4 lampu merah, simpang 4 Jalan Gajah Mada, dan depan Pemakaman Muslimin Semumun.
Komandan Rescue BPBD Kabupaten Paser, Marwansyah, atau Kiwong, menyampaikan bahwa pohon-pohon yang tumbang tidak hanya menghalangi jalan, tetapi juga menimpa rumah warga serta papan reklame di pinggir jalan.
“Empat rumah terdampak, ada yang mengalami kerusakan berat pada atap dapur dan perabotan rumah tangga, ada juga rumah yang rusak di bagian atap dan jendela, rumah kontrakan tiga pintu rusak pada bagian atap dan gelagar, serta rumah warga di RT 06 RW 03 GG 45 yang rusak pada atap teras,” jelas Kiwong, Rabu (08/10/2025).
Menurut Kiwong, peristiwa ini dipicu hujan deras disertai angin kencang, ditambah kondisi pohon yang mulai rapuh. Namun, kejadian ini sekaligus menimbulkan pertanyaan mengenai kesiapsiagaan dan pemeliharaan pohon di kawasan padat penduduk.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD segera menuju lokasi setelah menerima laporan warga, melakukan pemotongan pohon yang menutupi jalan dan menimpa rumah, serta membersihkan dahan-dahan yang mengganggu akses. Evakuasi berlangsung sejak pukul 15.40 Wita hingga 23.45 Wita dengan melibatkan berbagai pihak untuk mempercepat proses pembersihan.
Meski situasi kini dinyatakan aman dan terkendali, jumlah kerugian akibat rumah yang tertimpa pohon masih dalam pendataan. Kiwong mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem dan segera melaporkan potensi bahaya agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan terkoordinasi.
Kejadian ini menyoroti kebutuhan akan manajemen risiko bencana yang lebih proaktif, termasuk pemangkasan pohon secara berkala, pengecekan kondisi pohon yang rapuh, serta koordinasi lebih intensif antara pemerintah daerah dan warga untuk mencegah kerusakan rumah dan jalur transportasi di masa mendatang. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan