BERAU – Operasi pencarian terhadap KM Mina Maritim 148 yang tenggelam di perairan Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, kembali menunjukkan betapa lambat dan menantangnya koordinasi SAR di lapangan. Meski sudah enam hari berlalu sejak kapal karam, tim gabungan belum juga menemukan tambahan korban, sementara keluarga korban masih menunggu tanpa kepastian.
Menurut Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Balikpapan Endrow Sasmita, pencarian hari keenam dimulai pukul 07.00 Wita di Posko Dermaga Talisayan. “Operasi hari ini dilakukan dengan penyelaman di sekitar badan kapal serta penyisiran permukaan laut pada area pencarian seluas 5.866 nautical mile persegi, yang dibagi dalam empat sektor,” ujarnya.
Namun, hasilnya tetap nihil. Arus laut kuat dan keterbatasan oksigen menjadi alasan klasik yang kembali menghambat penyelaman. Padahal, sejak ditemukan bangkai kapal di kedalaman 48 meter, publik berharap proses evakuasi berjalan lebih cepat dan terencana.
Delapan penyelam dari Basarnas, BPBD Berau, dan PT Berau Coal diterjunkan ke lokasi. Tetapi hingga pukul 15.30 Wita, tak ada tanda-tanda korban baru. Pukul 17.30 Wita, operasi pun dihentikan sementara untuk evaluasi. Pencarian direncanakan dilanjutkan Sabtu (01/11/2025) pagi.
Hingga kini, data korban sementara menunjukkan delapan orang selamat: Amran, Hardiansyah, Rahmadi, Rahmat, Rahman, Romi, Sabaran, dan Syahril. Tiga orang ditemukan meninggal, yaitu Basri, Kaharuddin, dan Rizal. Sedangkan tiga lainnya Saharuddin, Irwan, dan Sumailah masih hilang tanpa kabar.
Sebelumnya, pada hari keempat pencarian, seorang nelayan melaporkan penemuan jasad Kaharuddin (69) sekitar setengah mil laut dari lokasi kapal tenggelam. “Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan langsung dievakuasi ke Posko Dermaga Talisayan sebelum dibawa ke RS Pratama,” jelas Endrow.
Meski berbagai pihak telah dikerahkan mulai dari Basarnas Special Group (BSG), Ditpolairud Polda Kaltim, TNI AL Pos Teluk Sulaiman, BPBD Berau, PMI, hingga Pemkab Berau publik mulai mempertanyakan efektivitas operasi. Sebab, setelah hampir sepekan, korban belum juga ditemukan sepenuhnya, sementara kondisi cuaca dan arus laut seolah dijadikan alasan berulang.
Endrow menegaskan bahwa keselamatan tim tetap diutamakan. “Seluruh tim terus berupaya semaksimal mungkin agar korban yang masih hilang segera ditemukan dan proses evakuasi berjalan aman,” ujarnya.
Namun, di tengah janji dan laporan rutin itu, muncul kritik terhadap minimnya kecepatan penanganan dan keterbukaan informasi dari tim SAR. Keluarga korban di Talisayan berharap bukan sekadar laporan teknis yang disampaikan, melainkan hasil nyata berupa penemuan seluruh korban kapal KM Mina Maritim 148 yang karam membawa duka panjang di perairan Berau. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan