BANJARBARU – Setelah berlangsung selama empat hari penuh, operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap helikopter dengan registrasi BK117 D3 BKRGH yang hilang kontak di kawasan Hutan Mentewe, Kabupaten Tanahbumbu, Kalimantan Selatan, akhirnya resmi ditutup.
Kepala Basarnas Banjarmasin, I Putu Sudayana, dalam keterangannya di VIP Lanud Syamsuddin Noor Banjarmasin, Jumat (05/09/2025), menyatakan bahwa seluruh penumpang maupun badan helikopter telah berhasil ditemukan. Dengan begitu, misi pencarian dinyatakan selesai.
“Seluruh penumpang dan bodi pesawat sudah ditemukan dan berhasil dievakuasi. Untuk korban sebanyak enam kantong telah diserahkan ke Biddokes Polda Kalimantan Selatan. Selain itu, black box pesawat juga berhasil ditemukan,” ungkap Sudayana selaku SAR Mission Coordinator (SMC).
Helikopter tersebut dilaporkan hilang kontak pada Senin (01/09/2025) ketika melintas di atas kawasan hutan Mentewe. Laporan itu segera memicu pergerakan Tim SAR Gabungan yang terdiri atas Basarnas, TNI, Polri, pemerintah daerah, relawan, hingga masyarakat sekitar.
Sejak hari pertama, tim menghadapi medan sulit berupa hutan lebat dan kondisi cuaca yang tidak menentu. Meski demikian, upaya pencarian terus dilakukan secara intensif dengan menggunakan helikopter lain, drone, hingga patroli darat. Hasilnya, titik jatuh helikopter dapat dipastikan, dan proses evakuasi korban maupun badan pesawat berhasil diselesaikan dalam waktu empat hari.
Black box yang ditemukan dalam kondisi utuh meski tampak gosong, kini diamankan sebagai barang bukti penting. Perangkat ini akan membantu tim investigasi untuk mengungkap penyebab jatuhnya helikopter.
Sudayana menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada seluruh unsur yang terlibat dalam operasi SAR. Menurutnya, keberhasilan menemukan seluruh korban dan badan helikopter tidak terlepas dari kerja sama lintas instansi dan dukungan masyarakat.
“Atas karunia Tuhan, operasi SAR ini bisa berjalan dengan aman dan lancar. Yang terpenting, seluruh korban berhasil ditemukan dan black box yang menjadi bukti penting juga sudah diamankan,” ujarnya.
Ia menyebutkan sejumlah pihak yang terlibat, mulai dari TNI Korem Antasari, Polda Kalimantan Selatan, pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, hingga masyarakat setempat yang turut membantu di lapangan. Sinergi itu menjadi kunci keberhasilan operasi.
Setelah seluruh unsur pencarian selesai dilaksanakan, Sudayana menutup secara resmi operasi SAR pada pukul 08.09.09 Wita. Momen penutupan operasi diwarnai dengan doa bersama untuk para korban.
“Semoga para almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta keikhlasan menerima cobaan ini,” tuturnya dengan nada haru.
Dengan ditutupnya operasi ini, fokus selanjutnya beralih pada proses identifikasi korban oleh tim Biddokes Polda Kalimantan Selatan, serta investigasi teknis oleh pihak berwenang terkait kondisi helikopter.
Pemerintah daerah bersama sejumlah instansi juga memberikan perhatian bagi keluarga korban. Selain dukungan moril, langkah-langkah koordinasi untuk memastikan hak-hak korban dan keluarganya turut dipersiapkan.
Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya prosedur keselamatan dalam penerbangan, terutama di wilayah dengan kondisi geografis menantang seperti Kalimantan Selatan. Kehadiran black box diharapkan dapat menjawab berbagai pertanyaan mengenai penyebab jatuhnya helikopter, sehingga ke depan langkah pencegahan dapat ditingkatkan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan