SAMARINDA – Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Fadly Imawan, menyoroti keterlambatan pembangunan proyek senilai Rp8 miliar di SMAN 7 Balikpapan. Proyek yang bersumber dari anggaran daerah itu dinilai berjalan lambat dan berisiko tidak selesai sesuai tenggat waktu yang telah ditetapkan.
Menurut Fadly, keterlambatan proyek pembangunan gedung sekolah memang kerap terjadi dan dalam beberapa kasus masih bisa ditoleransi. Namun, ia menegaskan bahwa toleransi tersebut memiliki batas yang tidak boleh dilanggar.
“Alasan keterlambatan bisa macam-macam, mulai dari teknis, proses tender, hingga persoalan administrasi dan kesiapan lahan. Tapi kita harus tahu, letak keterlambatannya di mana dan apakah masih bisa dimaklumi atau tidak,” ujar Fadly kepada awak media saat ditemui di kantor DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Samarinda, Selasa (14/10/2025).
Ia menegaskan, apabila keterlambatan terjadi akibat kelalaian kontraktor, maka dinas teknis harus mengambil tindakan tegas secara administratif agar kejadian serupa tidak terulang. Fadly juga menyayangkan apabila proyek tersebut gagal rampung, karena akan berujung pada pemborosan anggaran daerah.
“Kalau pembangunan tidak selesai tahun ini, uangnya mubazir. Padahal sekolah dan daerah sangat membutuhkan fasilitas itu,” kata politisi Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut.
Fadly menilai, keterlambatan proyek juga dapat berdampak pada perencanaan anggaran tahun berikutnya. Belum tentu proyek yang gagal diselesaikan tahun ini bisa langsung dianggarkan kembali, sebab prioritas fiskal daerah dapat berubah.
Ia meminta kontraktor bekerja secara profesional dan bertanggung jawab terhadap proyek yang telah dimenangkan. Fadly juga mengkritik kontraktor yang mengambil banyak proyek namun gagal menyelesaikannya dengan baik.
“Jangan hanya semangat ambil proyek, tapi pelaksanaan di lapangan tidak maksimal. Ini jadi pembelajaran bagi dinas teknis juga, agar lebih selektif dalam menentukan mitra kerja,” tutur pria kelahiran Tanah Grogot tahun 1976 itu.
Sebagai informasi, proyek pembangunan gedung kelas baru SMAN 7 Balikpapan yang berlokasi di Lamaru dengan nilai kontrak Rp8 miliar ditargetkan rampung pada Desember 2025. Sejumlah faktor yang menyebabkan keterlambatan di antaranya lemahnya manajemen proyek, ketidaksiapan kontraktor menghadapi kondisi lapangan, serta kendala finansial yang menghambat pelaksanaan pekerjaan. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan