TOKYO – Maskapai All Nippon Airways (ANA) mengalihkan penerbangan dari Tokyo menuju Houston ke Bandara Internasional Seattle-Tacoma pada Sabtu (25/5) setelah seorang penumpang berusaha membuka dua pintu darurat pesawat dalam penerbangan tersebut. Insiden terjadi saat pesawat Boeing 787-9 Dreamliner itu sudah terbang sekitar 10 jam.
Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) dan juru bicara Otoritas Pelabuhan Seattle mengonfirmasi bahwa kru pesawat dan penumpang berhasil menahan pelaku yang kemudian dibawa ke rumah sakit untuk evaluasi medis setelah pesawat mendarat. Juru bicara ANA menyatakan bahwa penerbangan nomor 114 sedang dalam perjalanan dari Bandara Haneda, Jepang, menuju Bandara Internasional George Bush, Houston, saat dialihkan akibat perilaku tidak tertib seorang penumpang.
Menurut situs pelacakan penerbangan FlightAware, pesawat mendarat di Seattle sekitar pukul 04.00 pagi waktu setempat. Chris Guizlo, juru bicara Polisi Pelabuhan Seattle, mengatakan pihaknya menerima laporan penumpang yang mencoba membuka pintu darurat selama penerbangan berlangsung. Tidak ada laporan cedera di antara penumpang maupun awak kabin.
Juru bicara Badan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) menyebutkan bahwa penerbangan dialihkan karena gangguan yang disebabkan oleh penumpang. Setelah pesawat mendarat di Seattle, seorang penumpang lain juga bertindak tidak tertib di landasan, memukul pintu kamar mandi karena marah atas pengalihan penerbangan. Penumpang tersebut kemudian dikeluarkan tanpa keributan sebelum pesawat melanjutkan penerbangan ke Houston.
FBI menambahkan belum ada tuntutan hukum yang diajukan terkait insiden ini. Penerbangan akhirnya tiba di Houston dengan selamat menjelang pukul 13.00 waktu setempat, menurut keterangan ANA dan data FlightAware.
Insiden serupa pernah terjadi pada April lalu saat penerbangan Jetstar dari Bali ke Melbourne harus kembali ke titik awal karena seorang penumpang mencoba membuka pintu pesawat saat melintasi Samudra Hindia.
Di Amerika Serikat, FAA menerapkan kebijakan nol toleransi terhadap perilaku penumpang tidak tertib. Meskipun insiden menurun setelah lonjakan hampir 6.000 kasus pada 2021, tahun 2023 masih mencatat lebih dari 2.000 kejadian dengan lebih dari 400 tindakan penegakan hukum dan denda total mencapai US$7,5 juta.
Pada November tahun lalu, seorang penumpang mencoba membuka pintu pesawat dalam penerbangan dari Milwaukee, melukai seorang pramugari, dan akhirnya ditahan penumpang lain menggunakan lakban. Pria itu sempat menyatakan ingin segera keluar dari pesawat. Kasus kekerasan dalam penerbangan juga terjadi tahun yang sama, dengan seorang pria didakwa karena menyerang penumpang lain hingga mengalami luka berdarah. Insiden-insiden ini menunjukkan pentingnya pengawasan dan penegakan hukum agar keselamatan penerbangan tetap terjaga. []
Redaksi11