Gempa 6,2 Guncang Afghanistan, Korban Tewas Tembus 2.200 Jiwa

KABUL – Afghanistan kembali diguncang gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,2 pada Kamis (04/09/2025), menambah deretan bencana yang melanda wilayah tenggara negara itu sejak akhir Agustus. Pusat Penelitian Geosains Jerman melaporkan episentrum gempa berada di distrik Shiwa, Provinsi Nangarhar, sebuah kawasan pegunungan terpencil yang berbatasan langsung dengan Pakistan.

Bencana terbaru ini menambah panjang catatan duka. Otoritas kesehatan menyebut jumlah korban jiwa dalam rangkaian gempa mencapai 2.205 orang, sementara lebih dari 3.600 lainnya dilaporkan mengalami luka-luka. Kondisi lapangan menunjukkan banyak desa yang sebelumnya sudah luluh lantak oleh gempa Minggu (31/08/2025) lalu, kembali terguncang dan menambah kerusakan.

Naqibullah Rahimi, juru bicara dinas kesehatan Nangarhar, menyampaikan bahwa laporan awal menunjukkan kerusakan parah di Barkashkot. Namun, rincian lebih lengkap masih terus dikumpulkan mengingat akses ke wilayah terdampak sangat sulit.

Getaran terbaru yang terjadi di kedalaman sekitar 10 kilometer ini mengikuti dua gempa sebelumnya. Guncangan pertama dengan magnitudo 6 pada Minggu (31/08/2025) lalu telah meratakan sejumlah desa di Kunar dan Nangarhar, meninggalkan puluhan ribu orang tanpa tempat tinggal. Beberapa hari kemudian, pada Selasa (02/09/2025) lalu, gempa susulan berkekuatan 5,5 mengguncang kembali dan memicu longsor yang memutus jalur menuju desa-desa terpencil serta memperlambat upaya evakuasi.

Hingga kini, operasi pencarian dan penyelamatan masih dilakukan di kawasan pegunungan timur yang sulit dijangkau. Pemerintahan Taliban menegaskan bahwa seluruh sumber daya yang tersedia telah dikerahkan untuk membantu korban. Namun, tantangan besar tetap ada, mengingat kondisi medan dan keterbatasan sarana.

Seorang warga Kunar bernama Aalem Jan menggambarkan bagaimana guncangan merenggut seluruh yang dimiliki keluarganya. “Semua yang kami miliki telah hancur,” katanya. “Satu-satunya yang tersisa hanyalah pakaian yang kami kenakan.” Ia bersama keluarganya kini bertahan di bawah pohon, dengan sedikit barang yang berhasil diselamatkan.

Rangkaian gempa ini menjadi salah satu tragedi paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir di Afghanistan. Di tengah keterbatasan bantuan dan akses yang terhambat, ribuan keluarga kini hidup tanpa rumah, dengan masa depan yang semakin penuh ketidakpastian. Bencana ini kembali menyoroti kerentanan Afghanistan, yang harus menghadapi krisis kemanusiaan berlapis di tengah situasi sosial dan politik yang rapuh.[]

Admin05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com