Gen Z AS Tinggalkan Smartphone, Minat ke Ponsel Jadul Meningkat

WASHINGTON DC – Fenomena unik tengah terjadi di Amerika Serikat, di mana sebagian kalangan anak muda dari generasi Z mulai menjauh dari penggunaan ponsel pintar. Mereka dinilai mulai merasa jenuh terhadap kehadiran layar dan teknologi canggih yang ditawarkan smartphone modern. “Saya pikir Anda bisa melihatnya dengan populasi Gen Z tertentu – mereka bosan dengan layar (smartphone),” kata salah satu influencer ‘dumb phone’, Jose Briones, Minggu (01/06/2025).

Sebagian dari mereka kini lebih memilih kembali menggunakan feature phone atau ponsel fitur yang sempat populer pada awal 2000-an. Pergeseran kebiasaan ini mulai tampak sejak beberapa tahun terakhir di negeri Paman Sam. Perusahaan seperti HMD Global turut menikmati dampak dari tren tersebut, mengingat mereka memegang lisensi ponsel merek Nokia yang pernah merajai pasar global pada masa lalu.

Penjualan feature phone di Amerika Serikat sempat mengalami lonjakan hingga puluhan ribu unit per bulan pada 2022, saat pasar global justru mencatatkan penurunan. Meskipun demikian, pasar utama untuk ponsel jenis ini masih didominasi oleh kawasan seperti Timur Tengah, Afrika, dan India. Laporan dari Counterpoint Research menyebutkan bahwa pada tahun lalu, ketiga wilayah tersebut menyumbang hingga 80 persen dari keseluruhan pasar feature phone dunia.

Sementara itu, situasi berbeda terjadi di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, daya beli masyarakat terhadap smartphone sempat mengalami penurunan. Data dari laporan Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker yang dirilis IDC mencatat bahwa sepanjang 2023 pasar smartphone Indonesia menurun sebesar 14,3 persen, dengan total pengiriman hanya mencapai 35 juta unit.

Namun, pada 2024 pasar mulai menunjukkan perbaikan yang signifikan. Pertumbuhan tahunan mencapai 15,5 persen secara year-on-year (YoY), dengan jumlah pengiriman mendekati angka 40 juta unit. Para produsen berhasil mencatat pertumbuhan solid pada paruh pertama 2024 setelah sebelumnya mengalami tekanan selama beberapa kuartal.

Pertumbuhan pasar pada tahun tersebut banyak ditopang oleh segmen ultra low-end atau ponsel dengan harga di bawah Rp1,6 juta, yang dipimpin oleh merek Transsion. Segmen menengah dengan kisaran harga antara Rp3,2 juta hingga Rp9,8 juta juga mencatat pertumbuhan kuat sebesar 24,9 persen YoY, dengan Oppo menjadi pemain dominan di kategori tersebut.

Sebaliknya, penjualan smartphone kelas atas justru melemah. Ponsel dengan harga di atas Rp10 juta mengalami penurunan signifikan sebesar 9,2 persen. Salah satu penyebab utama penurunan ini adalah pelarangan penjualan iPhone 16 pada kuartal keempat 2024.

Di sisi lain, adopsi teknologi 5G di Indonesia juga menunjukkan tren positif. Pangsa pasar perangkat 5G meningkat drastis dari 17,1 persen pada 2023 menjadi 25,8 persen pada 2024. Peningkatan ini dipicu oleh kehadiran berbagai model baru serta penawaran perangkat 5G yang semakin terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat. Fenomena ini memperlihatkan dinamika yang menarik dalam perilaku konsumen terhadap teknologi, baik di negara maju seperti Amerika Serikat maupun di pasar berkembang seperti Indonesia. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X