GAZA – Satu-satunya Gereja Katolik di Jalur Gaza, Gereja Keluarga Kudus, menjadi sasaran serangan tank militer Israel pada Kamis (17/07/2025). Serangan ini menyebabkan empat orang mengalami luka serius dan beberapa lainnya, termasuk Pastor Paroki Gabriel Romanelli, mengalami luka ringan.
Kardinal Pierbattista Pizzaballa, Patriark Latin Yerusalem, mengonfirmasi bahwa serangan tersebut secara langsung mengenai bangunan gereja yang selama ini dijadikan tempat perlindungan oleh ratusan warga Kristen pengungsi. “Yang kami tahu pasti adalah sebuah tank, mereka menghantam Gereja secara langsung, Gereja Keluarga Kudus, Gereja Latin,” ujar Kardinal Pizzaballa sebagaimana dikutip dari Vatican News.
Ia juga menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi para korban luka yang saat ini sedang menjalani perawatan. “Ada empat orang yang terluka parah, di antara keempat orang ini, dua berada dalam kondisi yang sangat kritis dan nyawa mereka dalam bahaya serius. Ada juga korban luka lainnya tetapi tidak terlalu parah, di antaranya juga Pastor Paroki, karena mereka semua berada di dalam Gereja,” ungkapnya.
Saat ini, Pastor Gabriel Romanelli sedang mendapatkan penanganan medis atas luka ringan yang dialaminya akibat serangan tersebut. Kardinal Pizzaballa menekankan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam mengakses informasi terbaru dari Jalur Gaza akibat terganggunya jaringan komunikasi. “Kami tidak memiliki informasi lengkap tentang apa yang terjadi di Gaza hari ini karena komunikasi di Gaza tidak semudah itu,” ujarnya. Ia menambahkan, pihak gereja akan terus berupaya memperoleh informasi lebih lanjut sesegera mungkin.
Menurut laporan kantor berita Katolik SIR, Gereja Keluarga Kudus telah menjadi tempat perlindungan bagi sekitar 500 umat Kristen yang mengungsi akibat konflik berkepanjangan di wilayah tersebut. Sejak beberapa bulan terakhir, gereja tersebut menjadi satu-satunya lokasi aman bagi komunitas Kristen yang tersisa di Gaza.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari militer Israel (IDF) terkait insiden tersebut. Belum diketahui secara pasti apakah serangan ini merupakan bagian dari operasi militer berskala lebih besar di daerah sekitar Jalur Gaza atau merupakan insiden terpisah. Situasi di kawasan itu masih terus berkembang, dan perhatian internasional kini tertuju pada nasib warga sipil, terutama mereka yang berlindung di tempat-tempat ibadah.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan