BERAU – Di era digital yang dipenuhi gawai dan media sosial, minat membaca di kalangan generasi muda kerap tersisih. Namun, semangat literasi tetap hidup melalui inisiatif kreatif seperti Gerobooks, komunitas penggerak literasi yang didirikan Risna Herjayanti pada 14 Februari 2021.
Gerobooks lahir dari keresahan Risna melihat rendahnya minat baca generasi muda Berau. Minimnya wadah literasi yang menyenangkan membuat kegiatan membaca sering dianggap kaku dan tidak menarik bagi anak muda. Untuk itu, Risna menciptakan konsep gerobak buku yang berpindah-pindah, menghadirkan buku di ruang-ruang publik, kafe, taman kota, hingga komunitas seni.
“Dari situlah ide gerobak buku tercetus, sebuah konsep sederhana tapi penuh makna. Kami ingin membaca itu tidak hanya di ruang-ruang formal, tapi bisa di mana saja. Karena itu, gerobak buku kami berpindah-pindah tempat,” ujar Risna.
Nama Gerobooks sendiri merupakan gabungan kata Gerobak dan Books. Konsep ini memberi kebebasan bagi anak muda untuk menemukan buku dan membaca di tempat yang mereka pilih, seperti Tumbuh Space, Story Mount, POUR Cafe, bahkan Taman Cendana. Aktivitas ini dilengkapi acara kreatif seperti Book Party, BookTalks, Nulis Bareng (Online), Barter Buku, hingga Art Market. Tujuannya, membaca tidak hanya menjadi kegiatan individual, tetapi juga sarana interaksi sosial.
“Target kita bukan hanya anak muda, Gerobooks juga menjangkau berbagai kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa,” tambah Risna.
Komunitas ini juga menunjukkan kepedulian terhadap kelompok difabel. Gerobooks berkolaborasi dengan Forum Peduli Anak Berkebutuhan Khusus Kabupaten Berau untuk kegiatan belajar bahasa isyarat. Risna menyebutkan, “Oktober mendatang, Gerobooks bersama SLB Negeri Tanjung Redeb dan sekolah inklusif di Berau akan menggelar kegiatan ‘Merayakan Kita’, berupa workshop dan pameran seni inklusi.”
Koleksi buku Gerobooks sebagian besar berasal dari milik pribadi, namun bantuan dari berbagai pihak turut memperkuat kegiatan mereka. Pada tahun 2025, Gerobooks menerima hibah 1.000 Bahan Bacaan Bermutu dari Perpustakaan Nasional RI, serta sumbangan buku dari Hetifah Sjaifudian, Ketua Komisi X DPR RI. Dukungan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Berau juga memfasilitasi kegiatan komunitas ini.
Meski menghadapi tantangan pendanaan dan manajemen, Risna menegaskan semangat Gerobooks tetap tinggi. Target jangka panjang mereka mencakup penerbitan buku cerita anak bergambar yang mengangkat kearifan lokal Berau, kemudian disebarkan ke sekolah mulai dari TK hingga SMA.
“Semoga Gerobooks bisa terus berkontribusi dalam pendidikan dan literasi inklusif. Kami ingin literasi bisa dinikmati semua kalangan, termasuk anak berkebutuhan khusus,” kata Risna. Gerobooks menjadi contoh nyata bagaimana kreativitas dan kolaborasi dapat membangkitkan minat baca di tengah gempuran teknologi digital.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan