NUSA TENGGARA TIMUR – Aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, kembali meningkat. Pada Selasa (17/06/2025) pagi, gunung setinggi 1.423 meter di atas permukaan laut itu memuntahkan abu vulkanik setinggi sekitar 700 meter di atas puncak.
Menurut keterangan Petugas Pengamat Gunung Api (PGA), Fajarudin M. Balido, letusan tercatat terjadi pada pukul 08.24 WITA. “Erupsi Gunung Ili Lewotolok terjadi pada tanggal (17/06/2025) pukul 08.24 WITA, dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau 2.123 meter di atas permukaan laut,” ujar Fajarudin.
Kolom abu yang keluar tampak berwarna kelabu pekat, condong ke arah barat laut, dengan intensitas tebal. Aktivitas ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 milimeter dan durasi berlangsung sekitar 42 detik.
Gunung yang berada di perbatasan Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur ini saat ini berstatus Waspada atau Level II. Dengan peningkatan aktivitas vulkanik yang terjadi, masyarakat di sekitar kawasan diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi larangan yang telah ditetapkan. “Warga diharapkan tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok,” tegas Fajarudin.
Secara khusus, masyarakat di Desa Lamatokan dan Desa Jontona diingatkan agar mewaspadai potensi bahaya dari guguran atau longsoran lava yang bisa mengalir dari sisi timur puncak kawah.
Selain itu, warga di sekitar sektor selatan dan tenggara, termasuk pendaki dan wisatawan, juga diminta tidak memasuki area sejauh 2,5 kilometer dari pusat kawah. Peringatan serupa diberikan kepada masyarakat di sektor barat, termasuk warga Desa Amakaka. “Harap mewaspadai potensi ancaman guguran atau longsoran lava dari bagian barat kawah Gunung Ili Lewotolok,” tambah Fajarudin.
Pusat Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ili Lewotolok juga mengimbau masyarakat untuk senantiasa menggunakan masker atau pelindung pernapasan. Langkah ini penting untuk mengurangi risiko gangguan pernapasan akibat paparan abu vulkanik yang bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), serta melindungi mata dan kulit dari iritasi.
Dengan meningkatnya aktivitas gunung ini, masyarakat diharapkan selalu memantau perkembangan informasi terbaru dari otoritas terkait dan mengikuti arahan yang diberikan demi keselamatan bersama. [] Admin 02