Guru Bertaruh Nyawa, Jalan Rusak Paksa Lewat Sungai

KOTAWARINGIN TIMUR – Di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur, nasib para guru di pedalaman Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, justru memprihatinkan. Jalan menuju Desa Batuah, Kecamatan Seranau, kini lebih mirip kubangan lumpur ketimbang jalur pendidikan.

Guru-guru SDN 1 Batuah terpaksa meninggalkan jalur darat dan memilih menyusuri sungai dengan perahu kelotok setiap hari. Pasalnya, akses darat yang rusak parah dan jembatan kayu yang ambruk membuat perjalanan darat bukan hanya sulit, tapi juga berbahaya.

“Sebelumnya akses jalan masih bisa dilewati, tapi sekarang sudah seperti kolam lumpur. Jadi kami lebih sering lewat sungai karena lebih aman,” ujar N, seorang guru yang sudah delapan tahun bertugas di desa tersebut, Jumat (10/10/2025).

Perjalanan menuju sekolah memakan waktu sekitar satu jam, baik melalui darat maupun sungai. Namun jalur darat kini hampir mustahil dilalui. Upaya warga memperbaiki jalan secara swadaya, seperti menimbun lubang atau meratakan permukaan dengan alat berat seadanya, belum membuahkan hasil berarti.

“Kalau hujan turun, jalan berubah jadi licin dan berlumpur. Sudah ditimbun beberapa kali, tapi tetap saja rusak,” tambahnya.

Para guru bahkan harus menanggung biaya transportasi sungai secara mandiri, tanpa bantuan dari sekolah atau pemerintah daerah.

“Transportasinya kami bayar sendiri setiap bulan,” ujarnya.

Kisah ini menyoroti ironi di tengah jargon pemerataan pendidikan. Ketika sebagian wilayah menikmati akses mulus, di pedalaman Kotim, guru masih harus bertaruh keselamatan demi mencerdaskan generasi bangsa. []

Admin04

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com