Hampir 1 Kg Sabu Dibuang ke Toilet, Polres Nunukan Perang Terbuka Lawan Narkoba

NUNUKAN – Aparat Kepolisian Resor Nunukan menegaskan komitmennya dalam memutus mata rantai peredaran narkoba di wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia. Selasa (02/12/2025), hampir satu kilogram sabu dimusnahkan secara terbuka di hadapan publik dan media. Aksi pemusnahan dilakukan dengan cara melarutkan kristal putih haram itu ke dalam air sebelum akhirnya dibuang ke toilet sebuah simbol bahwa jaringan peredaran narkoba harus “disiram habis” tanpa sisa.

Wakapolres Nunukan, Kompol Irwan, memaparkan bahwa barang bukti tersebut merupakan hasil kolaborasi Polres Nunukan dan TNI dalam operasi penindakan dari medio September hingga November 2025.

“Total barang bukti sabu yang kita amankan sebanyak 920,97 gram. Kita sisihkan untuk pembuktian di pengadilan sebanyak 1,3 gram dan untuk kepentingan Labfor 0,9 gram. Sehingga barang bukti yang dimusnahkan nettonya 889,18 gram,” ujar Kompol Irwan dalam konferensi pers.

Barang haram tersebut berasal dari lima perkara dengan lima tersangka laki-laki. Penangkapan terbesar dilakukan Satgas Pamtas dengan total 875,57 gram sabu yang diserahkan setelah meringkus tersangka BY di Terminal Penumpang Pelabuhan Tunon Taka pada 18 Oktober 2025.

Sepanjang tahun ini, Polres Nunukan mencatat pengamanan narkotika mencapai 15,5 kilogram sabu dari 65 kasus, termasuk sembilan botol liquid vape mengandung narkoba dengan total 114,69 ml. Adapun jumlah tersangka sebanyak 92 orang satu WNA, 83 laki-laki, dan delapan perempuan.

Kasat Narkoba Polres Nunukan, AKP Rizal Moch, menegaskan adanya perubahan pola penyelundupan narkoba akibat penjagaan ketat di pelabuhan.

“Pada tahun lalu, penangkapan besar terjadi di Pelabuhan. Sekarang mereka sudah melihat bahwa pelabuhan tidak bisa lagi dilewati dengan mudah karena diperketat, ada personel dan alat X-ray. Jadi mereka mengubah cara,” jelas Rizal.

Salah satu kasus terbaru terjadi melalui jalur alternatif wilayah Malinau, menunjukkan para pelaku kini memanfaatkan jalur darat perbatasan.

“Di Nunukan memang terjadi penurunan penangkapan, tapi di wilayah lain, seperti Malinau, meningkat. Itu karena mereka mulai memilih jalur baru,” ujarnya.

Untuk menghadang strategi baru para sindikat, Polres Nunukan memperkuat koordinasi dengan Satgas Pamtas di seluruh perbatasan termasuk wilayah KTT dan Malinau.

“Kalau Satgas Pamtas mengamankan barang atau tersangka, mereka wajib menyerahkannya ke kami. Wilayah pengamanan mereka tersebar, jadi koordinasi menjadi penting,” tegas Rizal. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com