TARAKAN – Harga cabai rawit hijau di pasar tradisional Kota Tarakan mulai menunjukkan penurunan dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi ini memberikan kabar baik bagi para pedagang maupun konsumen yang selama ini terdampak lonjakan harga salah satu komoditas hortikultura tersebut.
Dalam dua bulan terakhir, harga cabai rawit hijau sempat melonjak tajam, menyentuh angka Rp 120 ribu per kilogram pada bulan Mei, dan bertahan di kisaran Rp 100 ribu sepanjang Juni. Namun, memasuki awal Juli, harga cabai tersebut turun signifikan hingga mencapai Rp 80 ribu per kilogram.
Kabid Pengembangan Perdagangan pada Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan (DKUKMP) Kota Tarakan, Erni Mardi Astuti, menyatakan bahwa tren penurunan ini telah berlangsung secara bertahap dalam kurun dua bulan terakhir. Ia menyebut penurunan ini cukup terasa bagi pelaku pasar yang selama ini mengandalkan cabai sebagai salah satu komoditas utama.
“Cabai rawit hijau memang salah satu yang termahal di komoditas cabai, namun per hari ini harganya turun jauh berjarak Rp 20 ribu dari sebelumnya,” ujarnya pada Senin (30/6).
Erni menjelaskan bahwa turunnya harga cabai rawit hijau tak lepas dari meningkatnya pasokan, terutama yang berasal dari luar daerah. Pihaknya juga mencatat bahwa pengiriman cabai dari Pulau Sulawesi memiliki peran signifikan dalam menekan harga di pasar lokal.
“Walaupun memang ini yang turun cabai dari Sulawesi ya, tapi tetap memberi dampak positif kepada pasar,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang di Pasar Gusher, Ninik, menyampaikan bahwa menurunnya harga membawa dampak positif terhadap penjualan di lapaknya. Ia menyebut para pembeli mulai kembali membeli dalam jumlah lebih banyak, terutama untuk kebutuhan usaha makanan.
“Lumayan banyak yang beli karena lagi turun, beberapa orang kan kadang nyari cabai hijau buat jualan gorengan biasanya, atau usaha warung makan Padang paling sering,” ungkapnya.
Untuk jenis cabai lainnya, harga cenderung masih stabil. Cabai rawit merah kapal tercatat di angka Rp 60 ribu per kilogram, cabai rawit merah lokal berada di harga Rp 65 ribu, dan cabai keriting juga bertahan di Rp 60 ribu per kilogram. Pemantauan harga terus dilakukan untuk menjaga kestabilan pasokan dan daya beli masyarakat di Kota Tarakan.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan