Harga Cabai Rawit Melonjak Drastis di Kutai Barat Jelang Ramadan

KUTAI BARAT – Menjelang bulan suci Ramadan, masyarakat Kabupaten Kutai Barat dihebohkan dengan lonjakan harga cabai rawit yang cukup signifikan. Sebelumnya, harga cabai rawit berkisar antara Rp 45.000 hingga Rp 50.000 per kilogram, kini melonjak tajam menjadi Rp 85.000 hingga Rp 100.000 per kilogram. Kenaikan harga ini mengundang kekhawatiran warga, khususnya ibu rumah tangga dan pedagang rumah makan yang bergantung pada bahan tersebut.

Kenaikan harga cabai rawit dirasakan cukup memberatkan banyak kalangan, terutama bagi mereka yang mengandalkan bahan dapur tersebut untuk membuat sambal, yang merupakan salah satu menu utama di rumah makan atau warung makan. Para pedagang UMKM, seperti yang menjual makanan ringan seperti pisang goreng, bakso, ayam geprek, pentol, dan berbagai makanan lainnya, juga harus menanggung dampak kenaikan harga ini, yang turut berpengaruh pada biaya produksi mereka.

Yulia Sari (45), salah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kecamatan Barong Tongkok, mengungkapkan kekagetannya ketika berbelanja di pasar.

“Saya terkejut melihat harga cabai rawit yang melonjak tajam, sebelumnya saya bisa membeli dengan harga yang lebih murah, tapi sekarang harus merogoh kocek lebih dalam,” ujar Yulia, Kamis (27/02/2025).

Kenaikan harga ini, menurut Yulia, akan membuat dirinya lebih selektif dalam membeli bahan makanan untuk persiapan berbuka puasa.

Kenaikan harga cabai rawit juga dirasakan oleh pedagang rumah makan yang selama ini mengandalkan sambal sebagai menu utama. Siti Aminah (38), pemilik warung makan di daerah setempat, mengungkapkan bahwa biaya bahan baku sambal kini meningkat drastis.

“Kenaikan harga cabai rawit membuat saya harus menyesuaikan harga jual makanan atau mengurangi porsi sambal, yang tentu saja bisa mempengaruhi daya tarik pelanggan,” ujarnya.

Menurut para pedagang pasar, penyebab lonjakan harga cabai rawit ini disebabkan oleh musim hujan yang menghambat pasokan dari petani, serta tingginya permintaan menjelang bulan Ramadan. Meskipun demikian, mereka berharap harga cabai rawit dapat segera kembali normal setelah Ramadan berlalu.

Kenaikan harga bahan pokok seperti cabai rawit ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat, khususnya menjelang Ramadan yang identik dengan peningkatan konsumsi bahan makanan. Diharapkan, pemerintah setempat dapat segera mencari solusi untuk menstabilkan harga agar tidak membebani warga, terutama yang berpenghasilan rendah. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *