Harga Cabai Rawit Tembus Rp140 Ribu per Kg di Kalteng

PALANGKA RAYA – Harga cabai rawit di Kalimantan Tengah (Kalteng) melonjak tajam hingga mencapai Rp140.000 per kilogram, berdasarkan hasil survei di Pasar Kahayan. Menyikapi lonjakan harga yang terjadi menjelang bulan Ramadan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng segera menyiapkan sejumlah strategi untuk mengendalikan inflasi dan memastikan pasokan pangan tetap stabil.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi Kalteng, Fanny Kartika Octavianti, menjelaskan bahwa penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah antisipatif guna mengendalikan harga komoditas pangan, khususnya cabai rawit dan cabai merah.

“Kami terus memantau dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan harga tetap terkendali,” ujar Fanny dalam konferensi pers yang digelar oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng di Ruang Rapat Vicon, Senin (03/03/2025).

Lonjakan harga cabai rawit dan cabai merah, lanjutnya, sering kali dipicu oleh faktor cuaca yang tidak menentu dan masalah distribusi. Oleh karena itu, pemantauan pasar yang intensif serta intervensi dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk menjaga kestabilan harga, terlebih menjelang Ramadan yang biasanya meningkatkan permintaan komoditas pangan.

Walaupun Provinsi Kalteng tercatat mengalami deflasi pada Februari 2025 sebesar 0,46 persen secara month-to-month (m-to-m), Fanny tetap mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi kenaikan harga komoditas lainnya, seperti daging ayam ras.

“Kami sudah melakukan sidak ke pasar dan memastikan harga bahan pokok masih relatif stabil, namun kewaspadaan tetap diperlukan,” tambahnya.

Kepala BPS Provinsi Kalteng, Agnes Widiastuti, juga menyampaikan bahwa meskipun terjadi deflasi, beberapa komoditas justru mengalami kenaikan harga.

“Komoditas yang berkontribusi terhadap deflasi antara lain tarif listrik, daging ayam ras, bawang merah, cabai rawit, dan tomat,” jelas Agnes. Sementara itu, beberapa komoditas seperti emas perhiasan, kangkung, sigaret kretek mesin (SKM), beras, dan bensin mengalami kenaikan harga.

Secara keseluruhan, seluruh kabupaten/kota di Kalteng mengalami deflasi. Sampit mencatatkan deflasi tertinggi dengan angka 0,63 persen. Pemerintah provinsi pun terus memantau perkembangan ini untuk menjaga kestabilan harga, demi mencegah lonjakan harga yang dapat membebani masyarakat. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com