BALIKPAPAN — Harga properti residensial primer di Balikpapan mengalami perlambatan pada triwulan II-2025. Hal ini terungkap dari hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) baru-baru ini. Pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) tercatat hanya sebesar 0,96% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan I-2025 yang mencapai 1,31% (yoy).
Kepala Perwakilan BI Balikpapan, Robi Ariadi, menjelaskan perlambatan pertumbuhan harga properti terutama terjadi pada rumah tipe menengah dan kecil. “Harga rumah tipe menengah hanya tumbuh 0,42% (yoy) dan tipe kecil 0,38% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan ini juga sejalan dengan turunnya penjualan residensial sebesar 11%,” ujarnya, Jumat (29/8/2025).
Menurut Robi, kondisi ini merupakan penyesuaian permintaan setelah sebelumnya sempat melonjak tajam, dipicu oleh masifnya pembangunan properti serta ekspektasi pasar terkait Ibu Kota Nusantara (IKN). “Pasar sekarang kembali ke pola normal. Developer pun kini lebih memprioritaskan penjualan tipe menengah dan kecil,” pungkasnya.
Perlambatan harga properti di Balikpapan juga berdampak pada pertumbuhan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). Data BI menunjukkan pertumbuhan KPR melambat menjadi 7,14% (yoy), turun dibandingkan 9,01% pada triwulan I-2025. Menurut Robi, perlambatan KPR ini masih berada dalam tren wajar seiring normalisasi pasar dan strategi pengembang yang menyesuaikan stok rumah dengan permintaan yang ada.
Selain itu, Robi menambahkan bahwa meski pertumbuhan properti menurun, sektor perumahan tetap menjadi salah satu pendorong utama ekonomi lokal. “Perumahan tetap menjadi instrumen penting untuk pertumbuhan ekonomi, karena berdampak pada sektor konstruksi, tenaga kerja, dan material bangunan,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa perlambatan ini memberikan peluang bagi masyarakat berpenghasilan menengah untuk membeli rumah dengan harga lebih stabil dan terjangkau. Developer di Balikpapan pun kini lebih selektif dalam menentukan strategi pemasaran, termasuk fokus pada rumah tipe menengah dan kecil yang permintaannya lebih tinggi.
Dengan adanya tren normalisasi harga properti dan perlambatan KPR, BI Balikpapan memandang bahwa pasar residensial akan tetap stabil dan sehat, meskipun tidak secepat lonjakan pertumbuhan sebelumnya. Para pelaku industri diharapkan menyesuaikan strategi mereka untuk menghadapi kondisi pasar yang lebih realistis, sekaligus menjaga keberlanjutan sektor properti di kota ini. []
Penulis: Desy Alfy Fauzia | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan