Hari Ketiga, Kru Kapal Hilang di Sungai Kapuas Belum Ditemukan

PONTIANAK – Upaya pencarian terhadap Imanuel Ramebunu (36), kru kapal TB Kapuas Bahari 15 yang hilang di Sungai Kapuas, memasuki hari ketiga tanpa hasil. Hingga Jumat (05/09/2025), Tim SAR gabungan masih menghadapi tantangan besar berupa arus sungai yang deras dan sulit diprediksi.

Peristiwa naas itu terjadi pada Selasa (02/09/2025) sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu, Imanuel yang bertugas di kapal mencoba menyelam untuk memotong tali yang melilit baling-baling. Namun nahas, ia justru terseret derasnya arus dan tidak pernah muncul kembali ke permukaan.

“Korban menyelam untuk memotong tali. Saat proses berlangsung, korban hilang terseret arus,” kata Kepala Kantor SAR Pontianak, I Made Junetra, saat memberikan keterangan pada Jumat malam (05/09/2025).

Sejak kejadian tersebut, operasi pencarian dilakukan secara intensif. Tim SAR gabungan yang terdiri atas Basarnas, aparat TNI-Polri, relawan, dan masyarakat sekitar berkoordinasi untuk menyisir kawasan perairan. Pencarian tidak hanya dilakukan di permukaan sungai, melainkan juga menggunakan berbagai peralatan modern, seperti aqua eye untuk mendeteksi keberadaan tubuh di bawah air dan echomap livescope untuk memantau kondisi dasar sungai.

Namun, derasnya arus menjadi kendala utama. Kondisi itu membuat tim memperluas area pencarian hingga enam nautical mile ke arah hilir. Langkah ini diambil untuk memperbesar kemungkinan menemukan korban. “Arus sangat deras, sehingga area pencarian harus diperluas. Harapannya, peluang menemukan korban lebih besar,” jelas Junetra.

Operasi SAR sendiri dijadwalkan berlangsung hingga tujuh hari sesuai prosedur standar. Setelah itu, akan dilakukan evaluasi guna menentukan kelanjutan pencarian. Meski begitu, tim menegaskan upaya maksimal akan terus diberikan selama tenggat waktu operasi berlangsung.

Keluarga korban yang setia menunggu di sekitar lokasi berharap ada titik terang. Bagi mereka, kabar apapun dari tim pencarian sangat penting sebagai bentuk kepastian. “Kami berharap korban segera ditemukan, karena keluarga dan seluruh kru menunggu kabar kepastian,” tutup Junetra.

Insiden ini menjadi pengingat keras betapa berbahayanya aktivitas penyelaman di sungai besar seperti Kapuas. Arus deras, kedalaman yang tidak menentu, serta visibilitas rendah menjadikan setiap tindakan di bawah permukaan penuh risiko. Bagi kru kapal, kejadian ini juga meninggalkan duka mendalam sekaligus pelajaran berharga tentang pentingnya prosedur keselamatan kerja.

Sementara itu, masyarakat sekitar turut menunjukkan kepedulian. Beberapa warga membantu memberikan informasi mengenai kemungkinan lokasi korban terbawa arus, serta ikut mendukung logistik tim di lapangan. Hal ini menunjukkan adanya solidaritas tinggi dalam menghadapi musibah.

Meski hari demi hari pencarian belum membuahkan hasil, tim SAR tetap menjaga optimisme. Mereka menyadari bahwa setiap menit berharga dalam misi kemanusiaan ini. Upaya kolektif antara aparat, relawan, dan keluarga korban menjadi kekuatan utama dalam menghadapi tantangan besar Sungai Kapuas. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com