KOTAWARINGIN TIMUR – Kehebohan penemuan bunga bangkai raksasa di areal perkebunan sawit PT Mustika Sembuluh 3, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), akhirnya terjawab. Setelah viral dan ramai dibicarakan sebagai Titan Arum, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit memastikan bahwa identifikasi awal tersebut keliru.
Kepala BKSDA Resort Sampit, Muriansyah, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan ulang bersama ahli botani asal Kalimantan Barat, Agusti Randi. Hasilnya, spesies tersebut bukan Amorphophallus Titanium, melainkan Amorphophallus hewittii, bunga bangkai endemik Kalimantan.
“Menurut keterangan ahli, yang ditemukan itu bukan Amorphophallus Titanium melainkan Amorphophallus Hewittii. A. titanium endemik Sumatra, sedangkan A. hewittii merupakan endemik Kalimantan,” tegasnya, Kamis (12/12/2025).
Meski bukan flora berstatus dilindungi berdasarkan Permen LHK Nomor 106 Tahun 2022, A. hewittii tetap tergolong langka di alam liar dan kerap menjadi incaran kolektor karena bentuknya yang unik dan ukurannya yang besar.
Salah identifikasi ini memang mudah terjadi. A. hewittii sekilas mirip Titan Arum, namun perbedaan warnanya cukup mencolok: Titan Arum berwarna merah keunguan, sementara A. hewittii cenderung kekuningan.
Temuan itu pertama kali dilaporkan pada 9 Desember 2025. Saat tim melakukan pengecekan, ada dua bunga dalam kondisi mekar sempurna, satu mulai layu, serta sekitar enam anakan tumbuh di sekitarnya. Publik langsung heboh karena dikira Titan Arum bunga raksasa langka yang jarang sekali muncul di luar Sumatra.
Setelah verifikasi ahli, BKSDA menyampaikan klarifikasi resmi bahwa perkiraan awal tersebut tidak akurat. “Kami mohon maaf atas informasi awal yang tidak tepat. Setelah dikonfirmasi dengan ahli, ternyata itu Amorphophallus hewittii. Kekeliruan ini murni karena keterbatasan kami dan jarangnya kami menemukan spesies ini di Kalimantan Tengah,” ujar Muriansyah.
Walau tidak dilindungi, keberadaan bunga bangkai endemik ini tetap penting bagi keragaman hayati Kalimantan. BKSDA mengimbau agar masyarakat tidak merusak area tumbuhnya. PT Mustika Sembuluh 3 bahkan memasang pagar untuk melindungi lokasi, mengingat banyak warga yang berdatangan untuk melihat langsung. Langkah ini diapresiasi oleh BKSDA. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan