HIV Merebak di Filipina, Mayoritas Korban Laki-Laki Muda

MANILA – Pemerintah Filipina mengeluarkan peringatan serius menyusul lonjakan kasus HIV sepanjang tahun 2025, yang sebagian besar menyerang laki-laki muda. Menteri Kesehatan Filipina, Ted Herbosa, dalam pernyataan resminya pada Selasa (03/06/2025), menyebutkan bahwa situasi ini mendesak untuk dikategorikan sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat nasional.

Menurut data yang dirilis Departemen Kesehatan Filipina, selama tiga bulan pertama tahun ini, tercatat rata-rata 57 kasus baru HIV setiap hari. Jumlah tersebut meningkat sekitar 50 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini menjadikan Filipina sebagai negara dengan jumlah infeksi baru HIV tertinggi di kawasan Pasifik Barat.

“Filipina kini mencatat jumlah kasus baru HIV tertinggi di kawasan Pasifik Barat,” ujar Herbosa dalam pesan video. Ia menyampaikan keprihatinannya atas dominasi kasus di kalangan muda. “Yang mengkhawatirkan, sebagian besar kasus berasal dari generasi muda kita,” katanya.

Data departemen kesehatan menunjukkan bahwa 95 persen dari kasus baru HIV merupakan laki-laki, dengan rincian 33 persen berusia antara 15 hingga 24 tahun dan 47 persen berusia 25 hingga 34 tahun. Meskipun pemerintah belum mengumumkan secara terperinci penyebab utama lonjakan tersebut, pola penularan disebut masih didominasi oleh kontak seksual, terutama hubungan sesama jenis.

Sejak tahun 2021, tren infeksi HIV di negara tersebut terus meningkat. Diperkirakan, jumlah orang yang hidup dengan HIV di Filipina akan melebihi 252.800 orang pada akhir tahun 2025. Peningkatan ini menjadi tantangan besar bagi upaya pencapaian target global yang dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakhiri epidemi AIDS pada 2030.

Saat ini, hanya 55 persen dari penderita HIV di Filipina yang telah didiagnosis, sementara 66 persen dari mereka telah menerima terapi antiretroviral. Angka tersebut dinilai masih jauh dari target penanggulangan yang efektif.

Filipina terakhir kali menyatakan keadaan darurat kesehatan nasional ketika pandemi Covid-19 merebak pada tahun 2020. Berdasarkan undang-undang setempat, presiden memiliki kewenangan untuk menyatakan status darurat apabila suatu epidemi dipandang sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.

Di tengah melonjaknya angka infeksi, pemerintah Filipina kini mendapat tekanan dari berbagai pihak untuk segera mengambil langkah konkret, khususnya dalam melindungi kelompok usia muda yang menjadi kelompok paling terdampak dalam krisis ini. Menteri Herbosa menyerukan mobilisasi semua elemen masyarakat dan pemerintahan agar penularan dapat ditekan sebelum situasi menjadi semakin tidak terkendali. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X