Hujan Deras di Meratus, Warga Barabai Kembali Cemas

HULU UNGAI TENGAH – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, sejak Jumat (31/10/2025) pagi kembali memunculkan kekhawatiran lama: ancaman luapan Sungai Barabai. Hingga pukul 11.00 Wita, langit di atas Barabai masih diselimuti mendung, dengan hujan intensitas sedang yang terus menambah debit air di sungai utama daerah itu.

Kondisi serupa telah berulang dari tahun ke tahun. Setiap kali hujan turun dengan durasi panjang di kawasan Pegunungan Meratus, masyarakat di sepanjang bantaran Sungai Barabai harus kembali waswas. Kali ini, meski sebagian besar wilayah masih terpantau aman, beberapa titik di Kecamatan Barabai dan sekitarnya mulai tergenang air.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD HST, Ahmad Apandi, melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik, Fitriadinoor, pihaknya telah menurunkan tim reaksi cepat (TRC) untuk memantau situasi di lapangan. “Saat ini tim TRC masih berada di lapangan untuk melakukan pemantauan debit air sungai dan pendataan wilayah yang terdampak luapan. Kami juga terus berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan relawan,” ujar Fitriadinoor.

Namun di balik kesiapsiagaan tersebut, publik mempertanyakan sejauh mana langkah mitigasi dilakukan secara jangka panjang. Setiap kali sungai meluap, reaksi pemerintah daerah selalu berkutat pada tanggap darurat tanpa diiringi upaya nyata memperkuat sistem drainase, penataan bantaran sungai, maupun penghijauan di hulu yang rusak akibat aktivitas manusia.

“BPBD HST mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, mengingat hujan di wilayah hulu Meratus masih berlangsung dengan intensitas sedang hingga lebat,” kata Fitriadinoor lagi. Warga yang tinggal di daerah rendah dan dekat aliran sungai diminta segera mengamankan barang berharga dan mengikuti arahan petugas di lapangan.

Imbauan itu penting, tetapi tampak tidak cukup menjawab akar masalah. Selama hutan di Pegunungan Meratus terus tergerus, kemampuan tanah menyerap air akan berkurang. Akibatnya, setiap hujan deras berpotensi langsung menjadi ancaman banjir bagi daerah hilir seperti Barabai.

Situasi di Sungai Barabai saat ini seolah menjadi pengingat keras bahwa bencana bukan hanya akibat cuaca ekstrem, tetapi juga hasil dari tata kelola lingkungan yang kurang berkelanjutan. Pemerintah daerah perlu lebih serius membangun sistem mitigasi berbasis pencegahan, bukan hanya sekadar turun tangan ketika bencana sudah terjadi. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com