BERAU – Polemik seputar Berau Expo 2025 akhirnya terjawab. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau memastikan bahwa kegiatan yang menjadi bagian dari perayaan Hari Jadi ke-72 Kabupaten Berau dan ke-215 Kota Tanjung Redeb tidak dibatalkan, melainkan hanya ditunda sementara.
Kepastian ini penting disampaikan setelah beredar kabar di tengah masyarakat mengenai pembatalan acara yang sudah menjadi agenda rutin tahunan tersebut. Isu tersebut sempat menimbulkan pro-kontra, sebab banyak warga menantikan ajang pameran terbesar di Berau itu sebagai ruang hiburan sekaligus promosi potensi daerah.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Berau, Nanang Bakran, menegaskan bahwa status kegiatan masih menunggu waktu pelaksanaan. Menurutnya, keputusan penundaan diambil setelah Bupati Berau menerima arahan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
“Isu yang beredar terkait pembatalan pagelaran Berau Expo itu tidak benar. Saat ini statusnya hanya ditunda,” jelas Nanang, Rabu, (17/09/2025).
Kemendagri sebelumnya mengeluarkan surat edaran yang berisi larangan sementara terhadap kegiatan yang berpotensi menghadirkan massa dalam jumlah besar. Hal ini menjadi dasar bagi Pemkab Berau untuk menyesuaikan sejumlah agenda dalam rangkaian hari jadi daerah.
Nanang memastikan, bila situasi dinilai sudah kondusif dan regulasi memungkinkan, Berau Expo tetap memiliki peluang untuk digelar. “Kalau suasana sudah kondusif dan regulasi memungkinkan, tidak menutup kemungkinan Berau Expo tetap digelar. Tapi untuk sementara, kita mengikuti arahan dari Kemendagri,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua DPRD Berau Dedy Okto Nooryanto juga menegaskan bahwa penundaan tidak berarti pembatalan. Ia menyebut rapat koordinasi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) telah memutuskan sejumlah kegiatan yang melibatkan massa besar harus ditunda, termasuk lomba perahu panjang, tradisi Manutung Jukut, dan Berau Expo.
“Beberapa waktu lalu kita rapat bersama Forkopimda. Hasilnya, sesuai surat Kemendagri, acara yang melibatkan banyak massa harus ditunda sementara. Jadi bukan dibatalkan,” kata Dedy.
Sebagai bentuk kompensasi, Pemkab Berau menyiapkan kegiatan alternatif berupa bazar murah yang rencananya akan digelar serentak di 13 kecamatan. Kegiatan ini dianggap lebih memberi manfaat langsung kepada masyarakat, terutama dalam kondisi ekonomi yang menantang.
Menurut Ketua DPRD, langkah ini bisa lebih dirasakan masyarakat dibanding sekadar hiburan. “Daripada hanya pameran, lebih baik bazar. Masyarakat bisa langsung merasakan manfaatnya, apalagi kalau dilaksanakan serentak di 13 kecamatan,” ujarnya.
Meski demikian, DPRD tetap berharap sejumlah acara tradisional khas Berau, seperti lomba perahu panjang, bisa kembali digelar begitu kondisi memungkinkan. Bagi masyarakat, kegiatan tersebut bukan sekadar hiburan, melainkan juga bentuk pelestarian budaya yang telah turun-temurun.
Nanang menambahkan, Pemkab Berau masih akan mengkaji kemungkinan pelaksanaan Berau Expo dengan menunggu rapat lanjutan bersama Forkopimda. “Memang Berau Expo ini adalah hiburan masyarakat. Namun, Pemkab Berau hanya menjalankan instruksi dari Kemendagri saja, dan statusnya masih bersifat ditunda. Semoga saja Berau Expo masih bisa diselenggarakan di kemudian hari,” pungkasnya.
Keputusan penundaan ini menunjukkan bagaimana Pemkab Berau berusaha menyeimbangkan antara kebutuhan masyarakat akan hiburan dan promosi daerah dengan kepatuhan terhadap aturan pemerintah pusat. Sementara itu, kehadiran bazar murah diharapkan menjadi solusi nyata yang langsung membantu warga di tengah keterbatasan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan