PONTIANAK – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak, Kalimantan Barat, tengah mempersiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga pangan menjelang perayaan Tahun Baru Imlek.
Langkah-langkah ini diambil guna memastikan inflasi tetap terkendali dan kebutuhan pokok dapat tersedia dengan harga yang wajar.
Penjabat Wali Kota Pontianak Edi Suryanto mengatakan, menjelang berbagai momentum hari raya dan libur panjang, seperti Imlek, Cap Go Meh, Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, dan Idul Adha, perlu adanya perhatian khusus terhadap stabilitas harga pangan.
“Antisipasi kenaikan harga pangan sangat penting untuk menjaga kestabilan ekonomi. Koordinasi dengan berbagai pihak menjadi kunci utama dalam upaya ini,” ujar Edi Suryanto dalam keterangan pers di Pontianak, Jumat (09/01/2025).
Edi menambahkan, berbagai perayaan besar yang berturut-turut dalam waktu dekat, dengan jarak hanya sekitar satu bulan, harus dipersiapkan dengan baik oleh semua pihak. Hal ini dikarenakan momentum tersebut dapat mempengaruhi permintaan barang dan mengakibatkan lonjakan harga.
Sebagai informasi, Kota Pontianak bukanlah penghasil utama beberapa komoditas pangan seperti daging dan telur ayam.
Oleh karena itu, Edi menekankan pentingnya peningkatan kerja sama dengan daerah-daerah penghasil pangan dan memastikan kelancaran distribusi barang. Pihaknya juga meminta bantuan TNI dan Polri untuk memberikan dukungan terhadap keamanan dan kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok.
“Kami ingin memastikan distribusi barang-barang kebutuhan pokok di Kota Pontianak berjalan lancar dan harga tetap terkendali. Pemantauan yang intensif sangat penting agar tidak terjadi kelangkaan komoditas tertentu,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kota Pontianak pada 2024 tercatat sebesar 1,58 persen year-on-year (tahun ke tahun), mengalami penurunan sebesar 0,51 persen dibandingkan dengan inflasi tahun 2023 yang mencapai 2,09 persen. Edi mengapresiasi kerja keras berbagai pihak yang berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga dan inflasi di Kota Pontianak.
Namun, Edi juga mencatat bahwa beberapa komoditas seperti cabai rawit merah, daging ayam, dan telur ayam menunjukkan kenaikan harga.
Ia menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena Kota Pontianak tidak memproduksi komoditas-komoditas tersebut, sehingga kerja sama antar daerah dan pengawasan distribusi menjadi sangat penting.
Di sisi lain, untuk menjaga daya beli masyarakat, Edi mengungkapkan bahwa Pemkot Pontianak akan melaksanakan berbagai langkah, seperti mempercepat belanja pemerintah, mengurangi angka pengangguran terbuka, serta meningkatkan program pelatihan dan kompetensi kerja.
Selain itu, pihaknya juga akan menggandeng berbagai pihak untuk mengadakan operasi pasar murah dan bantuan pangan guna mengurangi kemiskinan.
“Kami berupaya agar pendapatan masyarakat meningkat, sementara harga barang tetap terjaga,” kata Edi menutup pernyataan. []
Redaksi03