Impor Serealia Indonesia Turun Drastis, Ada Apa?

JAKARTA – Impor barang-barang yang termasuk dalam kategori serealia, seperti beras, gandum, dan jagung, mengalami penurunan tajam, bahkan nilainya tercatat nihil per Februari 2025. Hal ini tercatat dalam data Badan Pusat Statistik (BPS), yang menunjukkan bahwa nilai impor komoditas serealia pada bulan tersebut turun hingga 100% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Berdasarkan catatan BPS, impor barang serealia Indonesia pada Februari 2025 tercatat nihil atau nol. Nilai impor ini mengalami penurunan drastis sebesar 99,96% dibandingkan dengan angka impor Januari 2025 yang tercatat sebesar US$ 37,8 juta. Sementara itu, dibandingkan dengan Februari 2024, yang tercatat sebesar US$ 283 juta, penurunan ini bahkan mencapai 100%.

Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa penyebab utama penurunan impor serealia ini adalah karena pemerintah Indonesia masih memberlakukan larangan impor beras. “Larangan impor beras oleh pemerintah masih berlaku,” ujarnya, Selasa (18/03/2025). Meski demikian, beberapa impor beras khusus untuk keperluan tertentu, seperti pakan ternak, masih tercatat meskipun dalam jumlah yang sangat kecil.

Beberapa jenis beras yang tidak lagi diimpor per Februari 2024 antara lain beras basmati, beras hom mali, beras sekam, beras ketan, serta beras malys. Sementara itu, impor beras setengah giling atau beras giling utuh mengalami penurunan tajam dari 69,75 ribu ton menjadi hanya 16 kg. Begitu pula dengan impor beras pratanak yang turun dari 24 ton menjadi 21 ton. Namun, impor beras pecah mengalami peningkatan dari 8,84 ribu ton menjadi 16,56 ribu ton.

Selain beras, impor gandum dan meslin juga mengalami penurunan signifikan. Nilai impor untuk komoditas seperti durum wheat dan gandum non-durum tercatat nihil. Impor biji gandum menurun dari 629,55 ribu ton menjadi 1,02 ribu ton, sedangkan gandum selain durum turun dari 98,47 ribu ton menjadi 28,53 ribu ton.

Sementara itu, impor jagung juga tercatat mengalami penurunan yang cukup signifikan. Impor popcorn berkurang dari 587 ton menjadi hanya 388 ton, sementara biji jagung turun drastis dari 18 ton menjadi 6,9 ton. Namun, impor jagung selain biji justru mengalami peningkatan dari 0 ton menjadi 40,39 ribu ton.

Penurunan impor serealia ini menunjukkan adanya peningkatan ketahanan pangan domestik yang semakin percaya diri terhadap pasokan dalam negeri, meski beberapa jenis beras dan jagung masih diimpor dalam jumlah terbatas. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com