KAPUAS – Desa Pulau Keladan, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, akhir pekan lalu menjadi pusat perhatian. Sejak Jumat (05/09/2025) hingga Minggu (07/09/2025), masyarakat setempat menggelar panen raya semangka yang penuh semangat dan harapan baru.
Kegiatan ini melibatkan kelompok tani Sahabat Sukses yang berkolaborasi dengan komunitas Borneo Mengabdi. Kedua pihak bahu-membahu memastikan panen kali ini tidak sekadar menjadi rutinitas tahunan, melainkan momentum untuk membangkitkan kembali gairah pertanian di daerah pesisir Kapuas.
Kepala Desa Pulau Keladan, Sugianto, menilai keberhasilan panen semangka harus dijadikan pemicu agar masyarakat lebih serius mengembangkan sektor hortikultura.
“Panen ini mudah-mudahan bisa memotivasi warga lain agar ikut berkecimpung lagi di hortikultura, terutama semangka. Namun, kami juga mendorong pengembangan sektor lain, seperti padi, jagung, dan sayur-sayuran, supaya pendapatan masyarakat semakin meningkat,” ujarnya, Minggu (07/09/2025).
Menurutnya, faktor kunci kesuksesan pertanian ada pada komitmen petani sejak awal, mulai dari pengolahan lahan, pemilihan bibit, penggunaan pupuk, hingga pengendalian hama. “Yang terpenting sebenarnya semangat para petani itu sendiri. Tanpa itu, sulit bagi pertanian untuk berkembang,” kata Sugianto menegaskan.
Meski semangka yang dipanen terlihat melimpah, para petani tetap menghadapi kendala klasik. Hama tanaman seperti trips dan keriting sering menyerang, sementara curah hujan tinggi menimbulkan ancaman banjir yang bisa menghambat pertumbuhan tanaman.
Menyikapi hal ini, pemerintah desa berupaya memberikan dukungan lewat pembangunan infrastruktur dasar. Jalan usaha tani, saluran air, dan fasilitas penunjang lain diperhatikan agar aktivitas pertanian tetap lancar. “Pertanian tidak akan berjalan baik tanpa infrastruktur. Jadi sejak awal, desa membangun infrastruktur untuk mendukung kegiatan para petani,” jelas Sugianto.
Selain dukungan infrastruktur, inovasi juga menjadi faktor penting dalam panen kali ini. Komunitas Borneo Mengabdi menghadirkan program pipa tabur pupuk, sebuah metode sederhana namun efektif yang mempermudah proses pemupukan.
Pengurus Borneo Mengabdi, Danti, menyebut inovasi tersebut lahir dari kebutuhan langsung di lapangan. “Program ini lahir dari kebutuhan di lapangan. Dengan pipa tabur pupuk, proses pemupukan jadi efisien. Harapannya, hasil panen lebih maksimal dan produktivitas meningkat,” ungkapnya.
Teknologi tersebut memungkinkan pupuk tersebar merata ke seluruh lahan dalam waktu lebih singkat, sehingga kerja petani menjadi lebih ringan. Selain itu, biaya operasional dapat ditekan karena kebutuhan tenaga kerja berkurang.
Menurut Danti, keberhasilan panen raya kali ini adalah bukti nyata pentingnya kebersamaan. “Kemajuan pertanian tidak bisa berjalan sendiri. Melalui kolaborasi, petani terbantu, desa berkembang, dan masyarakat ikut sejahtera,” katanya.
Kerja sama antara kelompok tani, pemerintah desa, dan pihak pendamping menjadi contoh model pembangunan berbasis masyarakat yang efektif. Dengan pendekatan gotong royong dan inovasi sederhana, hasil pertanian mampu memberikan dampak ekonomi yang signifikan.
Panen raya semangka di Pulau Keladan bukan hanya soal keberhasilan petani memetik hasil kerja kerasnya, melainkan juga langkah strategis dalam memperkuat ketahanan pangan daerah. Produksi semangka yang stabil diharapkan bisa mendukung ketersediaan buah segar dengan harga terjangkau, sekaligus meningkatkan daya saing produk lokal di pasar.
Lebih dari itu, momentum panen ini memperlihatkan potensi pertanian hortikultura di Kapuas yang masih bisa dikembangkan. Jika inovasi seperti pipa tabur pupuk terus diperluas, bukan tidak mungkin Kapuas akan menjadi salah satu sentra semangka di Kalimantan Tengah.
Ke depan, pemerintah desa bersama komunitas pendamping menargetkan agar petani lebih berani melakukan diversifikasi tanaman. Dengan begitu, risiko kegagalan panen akibat faktor cuaca atau serangan hama dapat ditekan, sementara pendapatan masyarakat tetap terjaga.
Panen raya semangka di Pulau Keladan telah memberi pesan jelas: pertanian yang berbasis semangat, kolaborasi, serta inovasi mampu menghadirkan manfaat luas, tidak hanya bagi petani, tetapi juga bagi pembangunan desa dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan