PALANGKA RAYA – Kasus keracunan massal akibat makanan di sekolah kembali mencuat di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Puluhan siswa SDN 3 Bukit Tunggal mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi burger dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis, 4 September 2025.
Ketua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Palangka Raya Bukit Tunggal 2, Siti Nur Hazizah, mengakui adanya keteledoran dalam pengelolaan bahan makanan. Menurutnya, saus yang digunakan sebagai pelengkap burger ternyata sudah kedaluwarsa sejak Maret 2025, atau sekitar lima bulan sebelum kejadian, namun baru disadari setelah para siswa mulai menunjukkan gejala.
“Memang benar saus itu expired lima bulan. Kami tidak teliti saat penerimaan barang, baru sadar setelah ada kejadian tersebut. Itu murni keteledoran kami,” ungkap Siti saat ditemui di Kantor SPPG, Selasa (30/09/2025).
Siti menjelaskan, faktor utama terjadinya insiden ini adalah tekanan jadwal produksi yang padat, sehingga tim dapur menggunakan bahan tanpa pemeriksaan detail tanggal kedaluwarsa. “Saat itu kejar target, jadi tidak sempat cek detail tanggal kedaluwarsa. Tidak ada unsur kesengajaan,” ujarnya.
Akibat penggunaan saus kedaluwarsa, sebanyak 25 murid awalnya mengalami gejala mual, muntah, dan sakit perut. Sore harinya, dua murid tambahan menunjukkan gejala serupa, sehingga total korban mencapai 27 orang. Sebagian besar siswa menerima pertolongan pertama di sekolah, meski satu siswa sempat dilarikan ke Rumah Sakit Betang Pambelum oleh orang tuanya.
Kasus ini menimbulkan keprihatinan orang tua dan pihak sekolah. Siti menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan menegaskan komitmen SPPG untuk memperketat pengawasan bahan pangan. “Kami sangat menyesal. Ke depan SOP pengecekan bahan makanan harus jauh lebih ketat agar kasus seperti ini tidak terulang,” tegasnya.
Selain itu, Siti menyebutkan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh prosedur operasional program MBG. Evaluasi ini meliputi proses penerimaan, penyimpanan, hingga distribusi makanan ke sekolah, untuk memastikan keamanan pangan dan kesehatan siswa.
Kejadian ini menjadi perhatian penting bagi pihak terkait dalam menjaga mutu program Makan Bergizi Gratis, yang sejatinya bertujuan meningkatkan kesehatan dan gizi anak sekolah. Pemerintah daerah menekankan bahwa pengawasan bahan pangan dan kepatuhan terhadap standar mutu harus menjadi prioritas utama agar program pendidikan dan gizi dapat berjalan lancar tanpa risiko kesehatan bagi peserta didik. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan