BANGGAI KEPULAUAN – Ratusan siswa di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, mengalami gejala keracunan massal setelah mengonsumsi makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan permohonan maaf sekaligus memastikan langkah penanganan medis dan investigasi berjalan secara maksimal.
Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menegaskan bahwa pihaknya prihatin dan berempati atas musibah tersebut. Sejak Jumat (19/9/2025), BGN telah menurunkan tim khusus ke lokasi untuk mendampingi penanganan kesehatan sekaligus melakukan audit terkait operasionalisasi program.
“Kami terus bekerja sama dengan pihak rumah sakit, Kementerian Kesehatan, aparat keamanan, dan pemerintah daerah. Fokus utama adalah memastikan para siswa mendapatkan layanan terbaik, sembari melakukan investigasi menyeluruh,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/9/2025).
Direktur RSUD Trikora, Feldy Deki, mengungkapkan sejak kasus pertama terdeteksi pada Rabu (17/9/2025), sebanyak 335 pasien telah ditangani. Dari jumlah itu, 301 pasien sudah dipulangkan, sementara 34 siswa masih menjalani perawatan akibat keluhan sesak napas, kram pada dada, tangan, serta kaki.
Untuk memperkuat layanan, RSUD Trikora mendapat tambahan tenaga medis dari RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Sebanyak empat dokter spesialis dan tiga perawat diterjunkan guna membantu percepatan pemulihan pasien. “Dukungan ini sangat berarti, tidak hanya dari sisi medis, tapi juga psikologis bagi anak-anak dan keluarganya,” kata Feldy.
Perwakilan tim medis Kemenkes, Rusmin, memastikan seluruh pasien yang masih dirawat berada dalam kondisi stabil. Hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya kerusakan saraf atau gejala berat yang sempat dikhawatirkan publik.
BGN menegaskan, hasil audit dan investigasi terkait keamanan pangan dalam program MBG akan dipublikasikan secara terbuka. Lembaga itu juga menyatakan siap berkoordinasi dengan kepolisian untuk menindaklanjuti temuan di lapangan.
“Penanganan korban adalah prioritas utama. Namun secara paralel, investigasi menyeluruh tetap dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang,” tambah Khairul. []
Admin04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan