IRAN – Iran dikabarkan menarik perwira seniornya yang bertugas di Suriah. Penarikan itu dilakukan untuk menghindari upaya pembunuhan menjadikan perwiranya sebagai target. Ada kabar pula yang menyebutkan penarikan tersebut, juga didorong keengganan Iran terlibat langsung dalam konflik yang terjadi di Timur Tengah. Dengan kata lain perang terbuka dengan Israel. Jumat (02/02/2024).
Garda Revolusi Iran telah mengurangi penempatan perwira senior mereka di Suriah karena rentetan serangan mematikan Israel. Belum lagi Eskalasi ketegangan menyusul tewasnya tiga tentara Amerika Serikat (AS) di Yordania. Presiden AS Joe Biden menuduh pelakunya adalah kelompok militan yang mendapat dukungan dari Iran. Bahkan senator dari Partai Republik mendesak Biden agar memerintahkan tentara AS melancarkan serangan langsung ke Negeri Para Mullah itu.
Padahal sebelumnya, Panglima Korps Garda Revolusioner Islam Iran Mayor Jenderal Hossein Salami sesumbar siap meladeni agresi AS. Ia menyebut Iran tak menginginkan peperangan. Namun, mereka siap mengangkat senjata jika keamanan negara terancam. Diberitakan Reuters, Iran sepenuhnya mengandalkan milisi Syiah sekutunya untuk mempertahankan kekuasaan mereka di Suriah.
Garda Revolusi mengalami salah satu masa yang paling menyakitkan di Suriah sejak mereka tiba satu dekade lalu untuk membantu Presiden Bashar al-Assad dalam perang Suriah. Sejak bulan Desember, serangan Israel telah menewaskan lebih dari setengah lusin anggotanya, di antaranya adalah salah satu jenderal intelijen utama Garda Revolusi.
Iran, pendukung Hamas dan sejumlah kelompok militan di Yaman, Lebanon, Irak, dan Suriah, yang ikut memerangi Israel, sepertinya berusaha untuk tidak terlibat dalam konflik. Salah satu sumber, menurut Reuters, seorang pejabat senior keamanan regional yang diberi pengarahan oleh Teheran mengatakan bahwa para komandan senior Iran telah meninggalkan Suriah bersama dengan puluhan perwira menengah.
Redaksi 02