Iraw Tengkayu, Tradisi dan Diplomasi Budaya Bersatu

TARAKAN – Puncak perayaan Iraw Tengkayu akan dimeriahkan dengan pelarungan replika Perahu Tujuh Dulung atau Padaw Tujuh Dulung di kawasan Wisata Ratu Intan Pantai Amal, Minggu sore (12/10/2025). Festival ini tidak hanya menampilkan kemeriahan visual, tetapi juga menjadi sarana penting dalam pelestarian budaya untuk mengenang kejayaan Raja-Raja Suku Tidung yang bermukim di Kalimantan Utara.

Pengarah Acara Iraw Tengkayu, Datu Norbek, menjelaskan, rangkaian kegiatan sudah dimulai sejak Sabtu (11/10/2025), dengan Padaw Tujuh Dulung diarak keliling kota dan menampilkan berbagai adat budaya nusantara yang ada di Tarakan. Arak-arakan melewati rute Stadion Datu Adil, Jalan Sumatera, Jalan RE Martadinata, Jenderal Sudirman, Yos Sudarso, hingga berakhir di Jalan Kusuma Bangsa.

“Hari ini penurunan Padaw Tujuh Dulung, sebelum itu dilakukan tari massal yang melibatkan 157 orang. Ada juga sambutan-sambutan dari wali kota dan lain sebagainya. Kita turunkan Padaw Tujuh Dulung sesuai kondisi air pasang laut, supaya nantinya mudah melakukan prosesnya,” terang Datu Norbek, Minggu (12/10/2025).

Di Mahligai, bagian atas perahu tujuh haluan, terdapat aneka makanan dari ketan dan beras, serta hasil bumi dan buah-buahan. Simbolisme ini menggambarkan perbekalan yang dibawa raja ketika melakukan pelayaran pada masa lampau. “Makanya Iraw Tengkayu ini juga sebagai salah satu mengenang kejayaan raja-raja terdahulu, selain itu ini juga sebagai pesta adat, karena ada rangkaian kegiatan lainnya,” ucapnya.

Wali Kota Tarakan, Khairul, menegaskan komitmen pemerintah kota dalam melestarikan nilai budaya lokal melalui festival. Pada Pawai Budaya sebelumnya, tercatat 351 kelompok ikut berpartisipasi, terdiri dari 147 unit kendaraan, 189 unit sepeda, dan sekitar 9.377 peserta pejalan kaki.

“Ini menjadi bagian dari upaya Pemkot Tarakan dalam merajut atau mempertahankan budaya lokal adat Tidung melalui Iraw Tengkayu. Tetapi hari ini semua budaya juga ikut tampil, karena di Tarakan ini multi etnis,” ungkap Khairul.

Festival ini juga mendapat perhatian internasional. Undangan hadir dari beberapa kementerian di Indonesia, serta tamu dari Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina, mengingat suku Tidung memiliki kekerabatan dengan beberapa kerajaan di negara-negara tersebut.

Setiap tahun, puluhan ribu masyarakat memadati Pantai Amal untuk menyaksikan rangkaian acara Iraw Tengkayu, terutama prosesi pundak penurunan Padaw Tujuh Dulung, yang menjadi momen simbolis pengingat kejayaan leluhur sekaligus perayaan budaya yang hidup di tengah masyarakat multietnis Tarakan. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com