TEL AVIV – Sistem pertahanan udara Iron Dome yang selama ini menjadi kebanggaan Israel dilaporkan tidak mampu menahan serangan rudal intensif yang diluncurkan Iran dalam beberapa hari terakhir. Sejumlah rudal berhasil menembus sistem pertahanan tersebut dan menghantam wilayah padat penduduk seperti Tel Aviv, Haifa, dan Bat Yam, menyebabkan kerusakan parah serta menimbulkan korban jiwa dan luka-luka.
Akibat kegagalan sistem pertahanan ini, Israel segera mengajukan permintaan bantuan kepada negara-negara sekutunya untuk membantu menangkal gelombang serangan lebih lanjut. Otoritas Penyiaran Israel (KAN) melaporkan bahwa pemerintah Israel secara resmi telah menghubungi Prancis dan Inggris guna meminta dukungan dalam menghadapi ancaman rudal balistik dan pesawat nirawak yang diluncurkan dari Iran. Laporan tersebut menyebut bahwa Inggris telah memberikan respons positif dan menyatakan kesediaannya membantu.
“Otoritas Israel telah secara resmi meminta bantuan internasional untuk mencegat pesawat nirawak dan rudal balistik Iran yang diluncurkan ke Israel, dengan permintaan tersebut diajukan ke Prancis dan Inggris,” demikian disebutkan oleh KAN.
Pejabat Israel yang dikutip TRT World menyatakan bahwa Inggris sebelumnya telah berperan dalam dua konfrontasi terdahulu antara Israel dan Iran, merujuk pada operasi bernama “True Promise I” dan “True Promise II”. Namun, Prancis dikabarkan masih mempertimbangkan permintaan tersebut dan belum memberikan jawaban pasti.
Serangan balik dari Iran ini merupakan tanggapan atas operasi militer Israel yang dilancarkan pada Jumat (13/06/2025) lalu, yang menargetkan sejumlah lokasi strategis di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Aksi tersebut memicu reaksi cepat dari Teheran yang kemudian meluncurkan rudal balasan ke berbagai kota di Israel.
Pihak berwenang Israel menyatakan bahwa setidaknya 13 orang tewas dan lebih dari 370 orang luka-luka akibat serangan yang terjadi sejak Jumat. Di sisi lain, Iran juga melaporkan jumlah korban yang tidak sedikit, yaitu 224 orang tewas dan 1.277 lainnya mengalami luka-luka akibat gempuran udara dari Israel.
Situasi ini mendorong terbentuknya kembali koalisi internasional yang sebelumnya pernah aktif dalam merespons dua konfrontasi terdahulu. Keberadaan koalisi ini dinilai krusial dalam menghadapi peningkatan eskalasi militer antara kedua negara, yang dikhawatirkan dapat meluas menjadi konflik regional yang lebih besar. []
Admin05