SAMARINDA – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Ismail Latisi, berharap penyerahan bonus kepada atlet Samarinda dapat menjadi motivasi bagi mereka untuk terus meningkatkan prestasi dan mengharumkan nama ibu kota Provinsi Kalimantan Timur.
Sebagaimana diketahui, pada Minggu (16/03/2025), Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) menyerahkan bonus kepada atlet yang berhasil meraih medali di ajang-ajang bergengsi, seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh-Sumatra Utara, Pekan Paralimpik Nasional XIV di Solo, dan Pra Pekan Olahraga Pelajar Nasional (PraPopnas) IV di Kendari.
Latisi berharap, bonus yang diberikan bertepatan dengan bulan Ramadhan ini dapat menjadi pemicu semangat bagi atlet untuk lebih giat berlatih dan berprestasi. “Harapannya, bonus ini bisa memotivasi atlet untuk terus berprestasi,” ujarnya kepada media saat ditemui di ruang kerja Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Samarinda, Jumat (21/03/2025).
Ia menjelaskan bahwa pemberian bonus tersebut diharapkan dapat memicu atlet muda untuk berlatih lebih keras sehingga muncul atlet-atlet baru yang berprestasi. “Pemberian bonus ini juga menjadi motivasi bagi atlet muda untuk menampilkan prestasi mereka. Dengan demikian, regenerasi atlet bisa terjadi dan kita tidak akan kehilangan atlet berprestasi di tingkat nasional dan internasional di masa depan,” jelas Latisi.
Latisi juga mengusulkan agar Pemkot Samarinda memperbanyak kejuaraan di tingkat kecamatan, meskipun tidak berlabel nasional. Menurutnya, semakin banyak pertandingan akan dapat meningkatkan mental atlet sekaligus menemukan bakat-bakat baru yang potensial, terutama di desa atau kampung. “Pemkot bisa meningkatkan pertandingan antar kampung (Tarkam) untuk mencetak atlet baru sebagai bagian dari proses regenerasi,” tambahnya.
Politisi PKS ini menilai bahwa pemberian bonus atlet merupakan bukti Pemkot Samarinda menepati janjinya. Dengan total anggaran sebesar Rp9,58 miliar untuk 500 orang, termasuk atlet, pelatih, dan manajer, ia menilai nominal tersebut masih dalam batas yang wajar dan tidak membebani anggaran Disporapar. “Yang terpenting adalah bonus ini dapat memotivasi atlet, asalkan tidak mengganggu postur keuangan Disporapar,” tutup Latisi.
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Nistia Endah