TEL AVIV – Komandan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Eyal Zamir, menyatakan bahwa operasi militer di Jalur Gaza telah mendekati penyelesaian sejumlah besar sasaran strategis yang ditetapkan pemerintah Israel. Dalam kunjungannya ke garis depan wilayah konflik pada Jumat (27/6/2025), ia menyebut bahwa lebih dari 75 persen wilayah Gaza kini berada dalam kendali militer Israel.
“Fakta bahwa Iran telah menderita kerugian besar dapat menguntungkan tujuan kami di Jalur Gaza. Dalam waktu dekat, tentara akan mencapai tujuan yang digariskan untuk fase Operasi Gideon Tank saat ini,” kata Zamir saat bertemu dengan para perwira di lapangan.
Operasi Gideon sendiri dimulai sejak akhir Mei lalu dengan mandat utama menghancurkan struktur militer Hamas dan mengambil alih wilayah strategis di seluruh Gaza, termasuk Rafah, Khan Younis, serta sejumlah kota di utara Gaza. Pada awal pelaksanaan operasi, militer Israel mengklaim telah menguasai 40 persen wilayah dan menargetkan pencapaian keseluruhan dalam kurun waktu dua bulan.
Pemerintah Israel juga melihat tekanan terhadap Iran sebagai bagian penting dari strategi jangka panjang. Dengan berkurangnya dukungan Iran terhadap Hamas, para pejabat menilai proses negosiasi penyanderaan dapat lebih mudah dijalankan. Setelah 12 hari konfrontasi langsung dengan Iran yang berakhir dengan gencatan senjata, IDF kini memusatkan seluruh sumber dayanya ke wilayah Gaza.
Zamir menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah lanjutan guna memastikan keberlanjutan operasi di kawasan tersebut. “IDF akan terus bertekad untuk menyelesaikan dua tugas operasi: membebaskan para sandera dan mengalahkan Hamas,” ungkapnya.
Pernyataan tersebut ditafsirkan oleh sejumlah pengamat sebagai sinyal kepada kabinet untuk mulai mempertimbangkan pilihan strategis berikutnya, baik berupa kelanjutan pertukaran sandera maupun potensi pembentukan pemerintahan militer sementara di Gaza. Menurut laporan Channel 12 Israel, Zamir dijadwalkan mempresentasikan rencana militer terbaru kepada kabinet pada Minggu (29/6/2025).
Meskipun demikian, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu belum menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri kampanye militer. Ia tetap berkeras bahwa tujuan penghancuran total terhadap Hamas belum tercapai dan operasi IDF harus terus berjalan.
Namun, tekanan dari Amerika Serikat serta dinamika internal dalam militer Israel membuat kemungkinan perubahan kebijakan tetap terbuka. Analis Channel 12, Nir Dvori, mencatat bahwa pembatalan mendadak rencana mobilisasi pasukan cadangan oleh Zamir menjadi isyarat tersirat bahwa kapasitas tempur IDF mulai terkikis setelah hampir dua tahun menghadapi konflik yang berkesinambungan. []
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan