PALESTINA – Organisasi HAM Amnesty International pada Selasa (30/04/2025) menuduh Israel telah melakukan “genosida yang disiarkan langsung” terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, melalui pemindahan paksa sebagian besar penduduk dan penciptaan bencana kemanusiaan yang disengaja.
Tuduhan tersebut disampaikan dalam laporan tahunan Amnesty yang menyatakan bahwa Israel memiliki “niat khusus untuk menghancurkan warga Palestina di Gaza, sehingga memenuhi unsur genosida”.
“Sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas melakukan kejahatan mengerikan terhadap warga Israel dan menyandera lebih dari 250 orang, dunia menyaksikan sebuah genosida yang disiarkan langsung,” kata Sekretaris Jenderal Amnesty, Agnes Callamard, dalam pengantar laporan. Ia menambahkan, “Negara-negara menyaksikan seolah tak berdaya saat Israel membunuh ribuan warga Palestina, memusnahkan keluarga lintas generasi, menghancurkan rumah, mata pencaharian, rumah sakit, dan sekolah.”
Pemerintah Israel melalui Kementerian Luar Negeri menanggapi laporan tersebut dengan menyebutnya sebagai “kebohongan tak berdasar” dan menuding Amnesty sebagai “organisasi radikal anti-Israel”.
Konflik di Gaza memuncak setelah serangan mematikan oleh kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.218 orang di pihak Israel, sebagian besar warga sipil. Selain itu, 251 orang diculik, dan menurut militer Israel, 34 dari mereka dipastikan tewas di Gaza.
Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan udara dan operasi darat intensif di Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas melaporkan sedikitnya 52.243 warga Palestina tewas sejak konflik pecah.
Amnesty menyatakan bahwa sepanjang 2024, mereka mendokumentasikan berbagai kejahatan perang oleh Israel, termasuk serangan langsung terhadap warga sipil dan objek sipil, serta serangan yang tidak proporsional dan tanpa pandang bulu. Laporan itu juga menyebut 1,9 juta warga Palestina—sekitar 90 persen populasi Gaza—mengalami pengungsian paksa akibat kampanye militer Israel.
Sementara itu, Badan Pertahanan Sipil Gaza melaporkan empat orang tewas akibat serangan udara Israel di dekat tenda pengungsi di wilayah Al-Iqleem, Gaza Selatan. Krisis bahan bakar juga memaksa penghentian layanan delapan dari dua belas kendaraan darurat di wilayah itu, termasuk ambulans. “Kekurangan bahan bakar mengancam kehidupan ratusan ribu warga dan pengungsi,” tulis lembaga tersebut.
Selain Gaza, Amnesty juga menyoroti kekerasan yang meningkat di Tepi Barat, termasuk pembunuhan di luar hukum dan serangan yang didukung negara oleh pemukim Israel terhadap warga sipil Palestina. Organisasi ini mengulangi tuduhannya bahwa Israel menjalankan sistem apartheid di wilayah pendudukan.
“Penderitaan ekstrem yang dialami rakyat Gaza setiap hari selama setahun terakhir, serta ketidakmampuan atau keengganan politik dunia untuk menghentikannya, sangat memprihatinkan,” kata Heba Morayef, Direktur Amnesty untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. []
Redaksi11