YERUSALEM – Israel dilanda bencana ganda ketika kebakaran hutan besar dan badai pasir dahsyat terjadi secara bersamaan di wilayah berbeda. Situasi darurat ini memaksa pemerintah mengerahkan semua sumber daya yang tersedia untuk menangani krisis ekologis terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Di wilayah tengah, kobaran api melalap kawasan antara Yerusalem dan Tel Aviv, menghanguskan sekitar 5.000 hektare lahan termasuk 3.200 hektare hutan. Kebakaran ini memicu evakuasi sembilan komunitas, penutupan jalan utama, serta pembatalan berbagai acara perayaan Hari Kemerdekaan Israel. Sedikitnya 20 petugas pemadam dan beberapa warga sipil mengalami luka-luka dalam upaya pemadaman.
Sementara itu, badai pasir ekstrem menyapu kawasan Gurun Negev dan kota Beersheba di selatan. Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan awan debu raksasa menyelimuti pemandangan kota, termasuk pangkalan militer Shivta yang mengalami kesulitan mengamankan gerbang akibat angin kencang. “Beginilah penampakan Pangkalan Shivta malam ini di tengah badai pasir yang tidak biasa.”
Menteri Pertahanan Israel Yoav Katz menetapkan status darurat nasional dan mengerahkan pasukan militer untuk membantu operasi pemadaman, khususnya di Perbukitan Yerusalem. “Kami menghadapi situasi luar biasa yang membutuhkan respons luar biasa,” tegas Katz dalam konferensi pers darurat.
Dampak perubahan iklim tampak jelas dalam bencana ini. Kombinasi angin kencang dari badai pasir, suhu tinggi, dan vegetasi kering mempercepat penyebaran api. Pemerintah Israel menerima bantuan internasional dari Italia, Spanyol, Prancis, Ukraina, dan Rumania untuk mengatasi krisis multidimensi ini.
Para ahli meteorologi menyatakan fenomena ini sebagai peringatan serius tentang kerentanan negara-negara beriklim kering terhadap dampak perubahan iklim. “Ini bukan sekadar bencana alam biasa, tapi cerminan pola cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi,” jelas Dr. Amir Givati, pakar iklim dari Universitas Tel Aviv.
Hingga berita ini diturunkan, upaya pemadaman kebakaran masih terus dilakukan sementara warga di wilayah terdampak badai pasir diminta tetap berada di dalam rumah. Pemerintah memperkirakan pemulihan penuh akan memakan waktu berminggu-minggu, dengan kerugian material diperkirakan mencapai puluhan juta dolar. []
Redaksi11