YERUSALEM – Aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, bersama 11 aktivis internasional lainnya, diculik oleh pasukan Israel saat kapal mereka, Madleen, berlayar menuju Gaza pada Senin (9/6/2025). Kapal tersebut merupakan bagian dari misi kemanusiaan yang dipimpin oleh Koalisi Armada Kebebasan (Freedom Flotilla Coalition), bertujuan untuk menyalurkan bantuan ke wilayah yang tengah diblokade.
Sebelum insiden tersebut, Greta sempat mengunggah pesan di Instagram yang menyatakan, “Kami berlayar semakin dekat ke Gaza dengan Israel yang mengatakan bahwa mereka tidak akan mengizinkan kapal tersebut membawa bantuan kemanusiaan (yang akan menjadi sebuah kejahatan bagi mereka), sangat penting untuk diingat bahwa misi ini bukanlah tentang kami atau kapal tersebut. Ini adalah tentang genosida, blokade, dan penindasan sistematis terhadap warga Palestina.”
Setelah komunikasi dengan kapal terputus, Koalisi Armada Kebebasan melaporkan bahwa pasukan Israel telah menaiki kapal Madleen di perairan internasional dan saat ini kapal tersebut dibawa ke Pelabuhan Ashdod, Israel. Dalam rekaman video yang dipublikasikan sebelum insiden, Greta menyatakan, “Jika kalian melihat video ini, kami sudah dicegat dan diculik di perairan internasional oleh tentara pendudukan Israel atau pasukan yang mendukung Israel”.
Kementerian Luar Negeri Israel mengonfirmasi penahanan tersebut dan menyatakan bahwa bantuan yang dibawa kapal Madleen akan dialihkan melalui saluran resmi. Namun, mereka menilai misi tersebut sebagai provokasi media dan menuduh para aktivis berusaha mendapatkan publisitas.
Sebelumnya, Greta Thunberg telah beberapa kali terlibat dalam aksi protes terkait Palestina. Pada September 2024, ia bergabung dalam demonstrasi di Stockholm yang mengecam “genosida” Israel di Palestina dan mendesak aksi global.
Insiden ini memicu reaksi internasional, dengan sejumlah negara dan organisasi menyerukan pembebasan para aktivis dan mengkritik tindakan Israel. Kejadian ini juga mengingatkan pada insiden serupa pada 2010, ketika pasukan Israel menyerang flotila bantuan Gaza, menewaskan sembilan aktivis internasional. []