Israel-Iran Saling Klaim Menang

JAKARTA – Pasca 12 hari konflik intensif yang mengguncang kawasan Timur Tengah, Israel dan Iran menyatakan keberhasilan masing-masing usai tercapainya kesepakatan gencatan senjata. Kedua pihak yang berseteru ini menyampaikan klaim kemenangan yang berseberangan, mencerminkan masih tingginya ketegangan meski senjata telah diletakkan.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pernyataan resminya, menegaskan bahwa Israel telah mencapai sebuah “kemenangan bersejarah” atas Iran. Pernyataan ini disampaikan Netanyahu setelah kesepakatan gencatan senjata resmi diberlakukan pada Selasa (24/06/2025). “Kami mencapai kemenangan bersejarah, dan kemenangan ini akan bertahan selama beberapa generasi,” kata Netanyahu seperti dikutip dari Al Jazeera. Ia juga mengklaim bahwa pasukan Israel telah berhasil menghancurkan infrastruktur strategis milik Iran, termasuk fasilitas di Arak, Natanz, dan Isfahan. “Jika Iran mencoba membangun kembali program nuklirnya, kami akan menghancurkannya,” tegasnya, sembari menambahkan bahwa misi berikutnya adalah membebaskan tentara yang diculik dan menumpas kekuatan Hamas.

Di sisi lain, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyampaikan narasi yang bertolak belakang. Ia menekankan bahwa Teheran-lah yang memenangkan konfrontasi tersebut, seraya menyatakan kesiapan untuk bernegosiasi secara damai. “Iran tidak akan melanggar gencatan senjata, kecuali rezim Zionis melakukannya,” tegas Pezeshkian dalam pernyataan. Ia menambahkan bahwa Iran akan terus mempertahankan hak rakyatnya melalui jalur diplomasi.

Meski perang telah dihentikan, Iran masih menutup wilayah udaranya hingga Rabu (25/06/2025) pukul 14.00 waktu setempat. Hal ini dilakukan demi memastikan keselamatan penerbangan sipil, sebagaimana dikonfirmasi oleh juru bicara Kementerian Transportasi Iran, Majid Akhavan.

Konflik tersebut tidak hanya melibatkan kedua negara secara langsung, tetapi juga menyedot keterlibatan Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump bahkan mengultimatum Iran dan Israel karena dianggap melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Trump dikabarkan menunjukkan kemarahan setelah mengetahui adanya rencana baru dari Kementerian Pertahanan Israel untuk kembali melancarkan serangan ke Iran. Langkah tersebut dianggap berisiko memperburuk kondisi dan memperpanjang krisis di kawasan.

Dengan kedua pihak saling mengklaim kemenangan, masa depan stabilitas di Timur Tengah masih menyisakan ketidakpastian. Gencatan senjata mungkin menghentikan peluru, namun tidak serta merta meredakan api ketegangan geopolitik yang terus membara. []

Admin 02

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com