GAZA – Militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Jalur Gaza pada Selasa (18/03/2025), yang menewaskan sedikitnya 330 warga Palestina, menurut laporan kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza. Serangan dimulai pada dini hari, saat banyak warga Palestina sedang menyantap sahur di bulan Ramadan. Ledakan terdengar di berbagai lokasi di Gaza, termasuk Kota Gaza, Rafah, dan Khan Younis, yang dihantam lebih dari 20 pesawat tempur Israel.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa mereka menargetkan “sasaran teror” milik Hamas, termasuk fasilitas yang mereka anggap sebagai pusat operasional kelompok tersebut. Salah satu pejabat tinggi Hamas, Mahmoud Abu Wafah, dilaporkan tewas dalam serangan tersebut. Ini merupakan gelombang serangan udara terbesar yang dilancarkan oleh Israel sejak gencatan senjata sementara berakhir pada 19 Januari lalu.
Serangan ini terjadi setelah upaya untuk memperpanjang gencatan senjata Gaza gagal mencapai kesepakatan. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengonfirmasi bahwa serangan tersebut dilakukan sebagai respons terhadap penolakan Hamas untuk membebaskan sandera Israel dan menolak proposal yang diajukan oleh utusan AS serta para mediator.
Hamas sendiri menanggapi serangan dengan menuduh Israel membatalkan perjanjian gencatan senjata dan mengancam keselamatan sandera-sandera Israel yang masih ditahan di Gaza. Sementara itu, Israel menyatakan bahwa mereka akan terus meningkatkan tekanan militer terhadap Hamas. Perang terbaru antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan lebih dari 48.000 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah warga sipil. []
Redaksi03